Awas! Tujuh Faktor Pemicu Aterosklerosis yang Sering Terabaikan
Aterosklerosis, atau penumpukan plak di pembuluh darah arteri, adalah kondisi serius yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Kondisi ini terjadi ketika zat-zat seperti lemak, kolesterol, kalsium, dan sisa-sisa seluler menumpuk di dinding arteri, membentuk plak yang mengeras dan mempersempit saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh menjadi terhambat. Ada beberapa faktor risiko yang seringkali diabaikan namun berperan penting dalam memicu aterosklerosis.
-
Kadar Kolesterol LDL Tinggi: Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) yang sering disebut sebagai kolesterol jahat, merupakan kontributor utama dalam pembentukan plak. LDL membawa kolesterol dari hati ke seluruh tubuh, dan jika kadarnya terlalu tinggi, kolesterol dapat menumpuk di dinding arteri. Sementara itu, kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) berperan membersihkan kolesterol LDL dari arteri dan membawanya kembali ke hati untuk dibuang.
-
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah tinggi secara kronis dapat merusak lapisan dalam arteri, menciptakan area yang lebih rentan terhadap penumpukan plak. Tekanan darah ideal adalah di bawah 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi meningkatkan laju penumpukan plak dan mempercepat pengerasan arteri.
-
Merokok: Merokok memiliki efek merusak pada pembuluh darah. Bahan kimia dalam rokok dapat merusak lapisan arteri, meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), menurunkan kolesterol baik (HDL), dan meningkatkan tekanan darah. Asap rokok mempercepat aterosklerosis di arteri jantung, kaki, dan aorta.
-
Diabetes (Kadar Gula Darah Tinggi): Diabetes, atau kadar gula darah tinggi, juga merupakan faktor risiko utama untuk aterosklerosis. Kadar gula darah tinggi dapat merusak lapisan arteri dan meningkatkan peradangan, yang keduanya berkontribusi pada pembentukan plak. Bahkan peningkatan kadar gula darah yang belum mencapai tingkat diabetes meningkatkan risiko pembentukan plak. Resistensi insulin juga berperan dalam meningkatkan risiko aterosklerosis.
-
Kelebihan Berat Badan atau Obesitas: Obesitas sering kali terkait dengan peningkatan kadar kolesterol dan gula darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk aterosklerosis. Individu dengan kelebihan berat badan cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak trans, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Lemak trans banyak ditemukan pada makanan olahan, gorengan, dan makanan cepat saji.
-
Usia: Risiko aterosklerosis meningkat seiring bertambahnya usia. Seiring waktu, arteri secara alami kehilangan elastisitasnya dan lebih rentan terhadap kerusakan. Pada pria, risiko meningkat setelah usia 45 tahun, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia 55 tahun. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dini juga meningkatkan risiko aterosklerosis.
-
Pola Makan Tidak Sehat: Pola makan yang buruk dapat secara signifikan meningkatkan risiko aterosklerosis. Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, gula, dan garam dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, meningkatkan tekanan darah, dan memicu peradangan. American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, produk susu rendah lemak, daging unggas tanpa kulit, ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati non-tropis.
Untuk mencegah aterosklerosis, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang meliputi diet seimbang, olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengelola kondisi medis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Pemeriksaan kesehatan rutin juga penting untuk memantau kadar kolesterol dan tekanan darah.