Memahami dan Merespons Ucapan 'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta' dalam Perayaan Waisak

Perayaan Waisak, hari suci bagi umat Buddha, seringkali diwarnai dengan lantunan doa dan harapan baik, salah satunya melalui ucapan "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta". Frasa yang berasal dari bahasa Pali ini memiliki makna mendalam sebagai ungkapan cinta kasih universal, sebuah doa yang ditujukan bagi kebahagiaan seluruh makhluk hidup. Lantas, bagaimana seharusnya kita merespons ucapan ini, baik ketika disampaikan secara langsung maupun melalui platform media sosial?

Secara harfiah, "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta" berarti "Semoga semua makhluk berbahagia". Dalam konteks ajaran Buddha, ucapan ini bukan sekadar formalitas, melainkan representasi dari praktik Metta, yaitu pengembangan cinta kasih dan welas asih tanpa batas. Metta adalah salah satu dari Empat Brahmavihara (keadaan batin yang luhur), yang meliputi cinta kasih, welas asih, kegembiraan simpatik, dan keseimbangan batin. Ucapan ini sering dilantunkan pada saat Waisak dan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebenarnya, tidak ada jawaban baku atau wajib untuk merespons ucapan "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta". Namun, memberikan respons yang tulus, sopan, dan mencerminkan penghargaan terhadap makna doa tersebut adalah bentuk yang baik untuk menunjukan toleransi dan rasa hormat. Berikut adalah beberapa contoh respons yang dapat digunakan:

  • Menyampaikan kembali ucapan yang sama: "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta"
  • Mengucapkan terima kasih dan menyampaikan harapan serupa: "Terima kasih. Semoga semua makhluk juga berbahagia"
  • Menyampaikan harapan kedamaian: "Terima kasih, semoga Anda juga selalu dalam kedamaian"
  • Mengaitkan dengan perayaan Waisak: "Selamat Hari Waisak. Semoga damai dan bahagia menyertai kita semua"
  • Menyampaikan harapan cinta kasih universal: "Semoga cinta kasih dan kebahagiaan menyertai kita semua"
  • Menyampaikan salam damai: "Salam damai. Terima kasih atas doanya"
  • Menyampaikan harapan ketenangan batin: "Semoga semua makhluk merasakan kasih sayang dan ketenangan"
  • Menyampaikan harapan hidup berdampingan: "Terima kasih. Semoga kita hidup berdampingan dalam kedamaian"
  • Menyampaikan harapan kebijaksanaan: "Selamat Waisak. Semoga cahaya kebijaksanaan menerangi jalan kita semua"
  • Menyampaikan harapan kebaikan dan kebahagiaan: "Terima kasih atas ucapannya. Semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu mengalir untuk semua"

Pilihan respons tersebut menunjukkan penghargaan terhadap doa yang tulus dan membantu membangun jembatan persahabatan serta toleransi antarumat beragama. Lebih dari sekadar tradisi dalam perayaan Waisak, "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta" adalah cerminan nilai universal cinta kasih. Menjawab ucapan ini dengan santun adalah wujud toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan keyakinan, sehingga memperkaya keberagaman yang ada di masyarakat.