Tragedi Ledakan di Garut: Pemusnahan Amunisi Makan Korban Jiwa
Tragedi ledakan dahsyat mengguncang Garut, Jawa Barat, saat proses pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai dilaksanakan. Insiden ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, termasuk warga sipil dan anggota TNI. Pusat Penerangan TNI menyatakan bahwa kegiatan pemusnahan amunisi merupakan prosedur rutin untuk menyingkirkan material berbahaya yang sudah melewati masa penggunaannya.
Namun, peristiwa nahas ini memunculkan pertanyaan tentang keamanan dan pengawasan di sekitar lokasi pemusnahan. Informasi yang beredar di kalangan warga menyebutkan bahwa beberapa saat setelah ledakan awal, sejumlah warga mendekat ke area tersebut dengan tujuan mengumpulkan sisa-sisa material seperti selongsong peluru dan kuningan, yang dianggap memiliki nilai ekonomi. Tragisnya, saat itulah ledakan susulan terjadi, merenggut nyawa mereka yang berada di lokasi.
Mayjen Kristomei Sianturi mengungkapkan bahwa terdapat kebiasaan warga sekitar untuk mengambil sisa-sisa amunisi setelah proses peledakan selesai. Serpihan logam dan besi bekas granat atau mortir menjadi incaran mereka. Pihak berwenang kini tengah menyelidiki secara mendalam apakah kebiasaan ini menjadi faktor pemicu atau memperparah dampak dari ledakan tersebut.
Akibat ledakan ini, total 13 orang dilaporkan meninggal dunia. Empat di antaranya adalah prajurit TNI yang bertugas dalam proses pemusnahan, sementara sembilan lainnya adalah warga sipil. Seluruh jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk untuk proses identifikasi lebih lanjut. TNI telah melakukan lokalisasi area kejadian untuk mencegah potensi bahaya lebih lanjut dan memberikan keamanan bagi masyarakat sekitar. Insiden ini menjadi perhatian serius dan memicu diskusi intens di berbagai kalangan, terutama di wilayah Garut Selatan. Investigasi mendalam tengah dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti ledakan dan mengevaluasi prosedur keamanan dalam pemusnahan amunisi.