Sleepmaxxing: Tren Optimasi Tidur Populer di Kalangan Generasi Z, Efektifkah?

Demam sleepmaxxing tengah melanda kalangan Generasi Z, sebuah upaya terstruktur untuk meningkatkan kualitas tidur melalui serangkaian ritual, penggunaan alat bantu, dan pembentukan kebiasaan baru. Tren yang viral di platform TikTok ini mengundang pertanyaan, seberapa efektif dan amankah praktik ini?

Dr. Anita Shelgikar, seorang ahli neurologi dan direktur fellowship pengobatan tidur di University of Michigan, mendefinisikan sleepmaxxing sebagai gabungan berbagai aktivitas, produk, dan trik yang bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Tren ini menjadi viral di TikTok dengan tagar #sleepmaxxing, di mana para pengikutnya berlomba-lomba memamerkan rutinitas tidur mereka, mulai dari mengonsumsi suplemen, menggunakan selimut berbobot, memanfaatkan aplikasi pelacak tidur, hingga menciptakan suasana kamar tidur yang menenangkan bak spa mewah.

Dr. Jag Sunderram dari Rutgers University mengapresiasi peningkatan kesadaran akan pentingnya tidur di kalangan masyarakat. Ia menuturkan bahwa dahulu, tidur seringkali dianggap sebagai aktivitas yang kurang produktif, bahkan orang merasa bangga jika bisa tetap beraktivitas maksimal meskipun kurang tidur.

"Dahulu, orang-orang menganggap tidur tidak penting," ujar Dr. Jag Sunderram.

"Menurut saya, tren untuk memahami bahwa tidur itu penting, alasan mengapa tidur itu penting, dan benar-benar berfokus pada tidur adalah hal yang baik," imbuhnya.

Praktik sleepmaxxing seringkali melibatkan penggunaan berbagai perangkat canggih, termasuk pelacak tidur, sound machine, hingga bantal pintar yang dilengkapi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Beberapa pengikut tren ini bahkan mencoba mengonsumsi mocktail khusus untuk memicu rasa kantuk hingga menjalani terapi cahaya merah.

Selain itu, konsumsi suplemen seperti melatonin dan magnesium juga menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sleepmaxxing. Namun, Dr. Shelgikar mengingatkan bahwa tidak semua orang membutuhkan suplemen tambahan. Beberapa kondisi medis tertentu justru dapat memburuk akibat penggunaan suplemen magnesium.

Meski menawarkan potensi manfaat, sleepmaxxing juga menyimpan sejumlah risiko. Beberapa praktik yang viral di TikTok, seperti mouth taping (menutup mulut dengan plester untuk mencegah pernapasan melalui mulut), telah diperingatkan oleh para ahli sebagai tindakan berbahaya, terutama bagi individu yang menderita sleep apnea.

Selain itu, fenomena orthosomnia (kecemasan berlebihan akibat obsesi untuk mendapatkan tidur yang sempurna) juga mulai bermunculan. Alih-alih membantu, pelacak tidur justru dapat memicu stres pada pengguna jika hasil pengukuran tidurnya dianggap kurang memuaskan. Dr. Neil Stanley, penulis buku How to Sleep Well, menekankan bahwa terlalu berfokus pada upaya untuk tidur justru dapat memperburuk kualitas tidur itu sendiri. Semakin seseorang merasa khawatir tentang tidur, semakin sulit baginya untuk benar-benar terlelap.

Lantas, bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan kualitas tidur tanpa terjebak dalam tren sleepmaxxing yang berpotensi merugikan? Beberapa langkah sederhana yang telah terbukti efektif sejak lama dapat menjadi solusi. Menciptakan lingkungan tidur yang sejuk, gelap, dan tenang akan membantu tubuh untuk lebih mudah rileks dan tertidur. Selain itu, menjaga konsistensi dengan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari dapat membantu membentuk ritme sirkadian yang sehat.

Untuk memaksimalkan kualitas tidur, hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, karena cahaya biru yang dipancarkan dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur. Selain itu, hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur, karena kedua zat ini dapat mengganggu siklus tidur dan menyebabkan tidur menjadi tidak nyenyak.

Berikut adalah tips untuk tidur yang berkualitas:

  • Ciptakan Ruang Tidur yang Ideal: Pastikan kamar tidur Anda sejuk, gelap, dan tenang.
  • Jadwal Tidur Teratur: Usahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.
  • Hindari Layar Sebelum Tidur: Jauhkan diri dari ponsel, tablet, dan komputer setidaknya satu jam sebelum tidur.
  • Batasi Kafein dan Alkohol: Hindari konsumsi kafein dan alkohol beberapa jam sebelum tidur.
  • Relaksasi: Lakukan aktivitas relaksasi seperti membaca buku atau mandi air hangat sebelum tidur.