Seruan Tobat Ekologis Menggema di Kalimantan Utara: Pastor Tarakan Kritisi Eksploitasi Lingkungan

Kalimantan Utara (Kaltara) menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Menanggapi isu tersebut, Pastor Saverinus Mandut dari Paroki Gereja Katolik Santo Yosef Pekerja Juata Permai Tarakan menyerukan kepada umat dan masyarakat luas untuk mengimplementasikan konsep tobat ekologis.

Tobatan ekologis, sebuah gagasan yang dipromosikan oleh Paus Fransiskus melalui ensiklik Laudato Si', mengajak individu dan komunitas untuk mengubah cara pandang dan tindakan terhadap lingkungan. Lingkungan dipandang sebagai "rumah bersama" yang memerlukan perlindungan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Pastor Save menekankan bahwa tobat ekologis melampaui tindakan simbolis seperti menanam pohon atau mengurangi penggunaan plastik. Ini adalah transformasi mendalam yang melibatkan hati, moralitas, dan keyakinan. Tujuannya adalah untuk menghargai dan memelihara bumi, bukan untuk menaklukkannya demi keuntungan sesaat.

Pastor Save menyoroti dampak negatif dari kerusakan lingkungan yang terjadi di Kaltara, termasuk pencemaran sungai, penebangan liar, dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Ia berpendapat bahwa tindakan-tindakan ini mencerminkan keserakahan dan kurangnya tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Menurutnya, banyak pihak, termasuk perusahaan-perusahaan besar, menggunakan alasan ekonomi, seperti pengembangan perkebunan kelapa sawit, untuk membenarkan praktik eksploitasi yang merugikan masyarakat kecil dan mengabaikan konsekuensi jangka panjang terhadap lingkungan.

Pastor Save menekankan pentingnya tindakan nyata dalam menerapkan tobat ekologis. Ia mengajak semua orang untuk memulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

  • Menggunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali.
  • Menghemat air.
  • Mengelola sampah dengan bijak.

Di lingkungan gerejanya, Pastor Save telah mengambil langkah-langkah konkret, seperti mengganti penggunaan air kemasan dengan air galon untuk mengurangi limbah plastik. Ia juga menyambut baik jika konsep tobat ekologis diadopsi oleh berbagai agama dan pemerintah.

"Ini bukan hanya doktrin Katolik, tetapi seruan universal untuk melindungi bumi demi kebaikan bersama," ujarnya. Ia berharap konsep ini dapat diterapkan secara luas dengan tujuan yang sama, yaitu menjaga kelestarian lingkungan.

Pastor Save mengakui bahwa tantangan dalam menerapkan tobat ekologis sangat besar. Banyak umat Katolik, termasuk para pelaku bisnis dan pemimpin, belum sepenuhnya menginternalisasi konsep ini. Ia menyadari bahwa mereka berhadapan dengan kepentingan ekonomi yang kuat dan perusahaan-perusahaan besar. Namun, ia tetap optimis dan percaya bahwa perubahan dapat dimulai dari hal-hal kecil di lingkungan rumah dan gereja.