Tragedi Ledakan Amunisi di Garut: DPR Soroti Kesalahan Prediksi Prosedur Pemusnahan
Insiden ledakan amunisi yang menelan korban jiwa di Garut, Jawa Barat, memicu sorotan tajam dari anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin. Ia menduga tragedi ini diakibatkan oleh kesalahan prediksi dalam prosedur pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai.
TB Hasanuddin menjelaskan bahwa, berdasarkan informasi yang ia terima, petugas yang bertanggung jawab atas pemusnahan amunisi tersebut awalnya meyakini bahwa seluruh amunisi akan hancur dalam satu kali peledakan. Namun, perkiraan ini meleset, dan ledakan susulan justru terjadi, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Sifat amunisi yang telah kedaluwarsa memang sulit diprediksi secara akurat, dan inilah yang diduga menjadi penyebab utama terjadinya ledakan susulan tersebut.
"Kesalahan prediksi petugas menjadi penyebab utama terjadinya insiden ini. Mereka mengira satu ledakan akan cukup untuk menghancurkan seluruh amunisi. Namun, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan, dan menimbulkan korban," ujar TB Hasanuddin melalui keterangan persnya.
Lebih lanjut, TB Hasanuddin menjelaskan bahwa amunisi yang telah kedaluwarsa memiliki karakteristik yang tidak normal. Tidak semua amunisi akan meledak secara serentak saat diledakkan. Sebagian amunisi mungkin meledak langsung, sementara yang lain baru akan meledak belakangan akibat perubahan sifat kimiawinya.
TB Hasanuddin mengakui bahwa lokasi peledakan yang berada di wilayah pantai sebenarnya sudah memenuhi standar keamanan yang ditetapkan. Namun, ia menekankan bahwa insiden ini harus menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengawasan di area berbahaya. Ia juga menambahkan bahwa akses masyarakat sipil ke area tersebut harus dibatasi secara ketat untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
"Kejadian ini harus menjadi pembelajaran yang sangat serius. Pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya. Masyarakat tidak seharusnya bisa mengakses area tersebut," tegasnya.
Sebagai penutup, TB Hasanuddin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban atas insiden tragis ini. Ia berharap agar para korban mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai atau kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. Insiden ini mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, di mana empat di antaranya adalah anggota TNI AD. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan bahwa ledakan terjadi saat tim dari Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat (AD) sedang melakukan penyusunan detonator di salah satu lubang untuk meledakkan amunisi afkir. Ledakan tiba-tiba terjadi saat proses penyusunan detonator berlangsung.