Ledakan Amunisi di Garut: Pengamat Soroti Dugaan Pelanggaran Prosedur Keamanan oleh TNI
Insiden ledakan amunisi di Garut yang merenggut nyawa 13 orang, termasuk prajurit TNI dan warga sipil, memicu sorotan tajam terhadap standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan TNI. Khairul Fahmi, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), menduga adanya potensi kelalaian dalam pengamanan lokasi pemusnahan amunisi.
"Keberadaan warga sipil di sekitar lokasi ledakan, seperti yang terlihat dalam video yang beredar, mengindikasikan adanya celah dalam pengamanan," ujar Fahmi. Ia menekankan bahwa pemusnahan amunisi yang tidak layak pakai adalah kegiatan rutin yang seharusnya dilakukan dengan prosedur yang sangat ketat untuk mencegah potensi bahaya. Prosedur tersebut mencakup pemilihan lokasi yang terpencil dari permukiman penduduk dan pengendalian zona steril secara menyeluruh.
Fahmi menjelaskan bahwa setiap elemen dalam prosedur pemusnahan amunisi harus dilaksanakan secara konsisten. Kegagalan dalam satu elemen saja dapat meningkatkan risiko kegagalan teknis dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Terkait dengan insiden di Garut, ia mendesak dilakukannya investigasi mendalam oleh TNI dan pihak berwenang untuk mengungkap penyebab utama terjadinya ledakan yang menelan korban jiwa ini.
"Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," tegasnya. Fahmi menambahkan bahwa investigasi harus mencakup pemeriksaan terhadap kepatuhan terhadap SOP, identifikasi potensi pelanggaran, dan penentuan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Menurut informasi yang dihimpun, ledakan terjadi pada Senin pagi, 12 Mei 2025, di lokasi yang selama ini digunakan sebagai tempat pemusnahan amunisi. Warga setempat mengonfirmasi bahwa kegiatan pemusnahan amunisi memang sering dilakukan di area tersebut, dan mereka biasanya menerima imbauan untuk menjauh dari lokasi.
Beberapa saksi mata menyatakan bahwa petugas telah memberikan peringatan kepada warga sebelum pemusnahan dilakukan. Namun, belum dapat dipastikan apakah seluruh warga telah menjauh dari radius berbahaya. Saat ini, TNI dan aparat terkait masih melakukan pemeriksaan di lapangan untuk menentukan penyebab pasti ledakan dan mengidentifikasi korban. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya penerapan SOP yang ketat dan pengawasan yang cermat dalam setiap kegiatan yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.