Nissan Dikabarkan akan Merumahkan Ribuan Karyawan di Tengah Upaya Restrukturisasi Global

Nissan Motor Co Ltd., produsen otomotif raksasa asal Jepang, dilaporkan akan melakukan pemangkasan tenaga kerja secara signifikan di berbagai belahan dunia. Berita ini mencuat dari laporan NHK, media ternama Jepang, yang mengindikasikan bahwa lebih dari 10.000 karyawan akan terkena dampak dari langkah efisiensi ini.

Keputusan sulit ini disebut-sebut sebagai bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan yang lebih luas. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap performa penjualan yang kurang memuaskan di pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Tekanan ekonomi global dan perubahan preferensi konsumen memaksa Nissan untuk mengambil langkah-langkah drastis demi menjaga keberlangsungan bisnisnya.

Jika laporan ini akurat, maka total jumlah karyawan yang dirumahkan oleh Nissan akan mencapai angka yang cukup mencengangkan, yaitu sekitar 20.000 orang. Jumlah ini setara dengan 15% dari total karyawan Nissan di seluruh dunia, sebuah indikasi betapa seriusnya situasi yang dihadapi perusahaan.

Saat ini, pihak Nissan masih belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan PHK ini. Namun, pengumuman resmi diperkirakan akan dilakukan bersamaan dengan rilis laporan keuangan tahunan perusahaan, yang dijadwalkan pada hari Selasa. Laporan keuangan tersebut diperkirakan akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi finansial Nissan dan strategi perusahaan ke depannya.

Sebelumnya, Nissan telah memberikan sinyal bahwa mereka akan menghadapi kerugian bersih yang signifikan, diperkirakan mencapai 700 miliar hingga 750 miliar yen. Kerugian ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan nilai aset dan tantangan dalam beradaptasi dengan perubahan pasar.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Nissan adalah ketidakmampuan mereka untuk mengikuti tren peningkatan permintaan mobil hybrid di Amerika Serikat. Selain itu, perusahaan juga kesulitan untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam segmen kendaraan listrik, yang sebelumnya menjadi salah satu keunggulan mereka.

Di Tiongkok, pasar otomotif terbesar di dunia, Nissan juga mengalami penurunan pangsa pasar. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan berencana untuk meluncurkan sekitar 10 model baru dalam beberapa tahun mendatang. Langkah ini diharapkan dapat membantu Nissan untuk merebut kembali pangsa pasar yang hilang dan meningkatkan penjualannya.

Ivan Espinosa, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai CEO Nissan menggantikan Makoto Uchida, akan memimpin upaya restrukturisasi operasional perusahaan. Espinosa sebelumnya telah mengindikasikan bahwa Nissan sedang mempertimbangkan berbagai langkah tambahan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Nissan menyadari perlunya perubahan yang signifikan untuk mengatasi tantangan yang ada.

Pada bulan November tahun lalu, Nissan telah mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 karyawan dan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20%. Selain itu, perusahaan juga telah memutuskan untuk menutup pabrik di Thailand pada bulan Juni tahun ini, dan berencana untuk menutup dua pabrik lainnya yang lokasinya belum diumumkan.

Lebih lanjut, Nissan juga membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai 1,1 miliar dollar AS di Pulau Kyushu, Jepang. Proyek ini sebelumnya diharapkan mendapatkan dukungan subsidi dari pemerintah. Pembatalan ini menunjukkan bahwa Nissan sedang berhati-hati dalam melakukan investasi baru di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Rangkaian tantangan yang dihadapi Nissan telah memaksa perusahaan untuk menurunkan proyeksi keuntungan sebanyak empat kali sepanjang tahun fiskal yang baru saja berakhir. Hal ini menjadi indikasi bahwa Nissan sedang menghadapi masa-masa sulit dan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membalikkan keadaan.

Berikut adalah daftar tantangan yang dihadapi Nissan:

  • Penjualan yang lesu di pasar utama (AS dan China)
  • Ketidakmampuan mengikuti tren mobil Hybrid di AS
  • Kehilangan pangsa pasar di China
  • Kerugian bersih yang signifikan
  • Penurunan proyeksi keuntungan
  • Pembatalan investasi pabrik baterai

Dengan berbagai tantangan yang ada, restrukturisasi operasional Nissan menjadi sangat penting. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh Ivan Espinosa sebagai CEO diharapkan dapat memulihkan kondisi keuangan perusahaan dan mengembalikan Nissan ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan.