Tragedi Ledakan Amunisi di Garut: DPR Soroti Keamanan dan Minta Penjelasan TNI

Tragedi ledakan amunisi saat proses pemusnahan di Garut, Jawa Barat, telah memicu sorotan tajam dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mendesak Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memberikan penjelasan komprehensif terkait insiden yang menelan 13 korban jiwa, termasuk warga sipil. Desakan ini muncul di tengah pertanyaan publik mengenai prosedur keamanan dalam pemusnahan amunisi, terutama mengingat keberadaan warga di sekitar lokasi.

Sukamta menekankan pentingnya investigasi menyeluruh oleh TNI untuk mengungkap penyebab ledakan dan mengidentifikasi potensi kelalaian. Ia juga menyoroti beberapa insiden serupa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk ledakan truk amunisi di Tol Gempol dan ledakan di gudang amunisi TNI di Gunung Putri, Bogor. Rangkaian kejadian ini, menurutnya, menjadi indikasi adanya permasalahan serius dalam pengelolaan amunisi yang memerlukan perhatian khusus dari Panglima TNI dan jajarannya. Tingkat risiko yang tinggi dalam penanganan amunisi menuntut adanya evaluasi mendalam terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) penyimpanan hingga pemusnahan amunisi.

Lebih lanjut, Sukamta menekankan pentingnya inventarisasi kondisi amunisi secara berkala. Amunisi yang telah melewati masa kedaluwarsa memerlukan penanganan khusus dengan prosedur yang tepat. Degradasi, pembusukan, dan kerusakan struktural yang terjadi pada amunisi kedaluwarsa meningkatkan risiko ledakan spontan, sehingga penanganan yang cermat menjadi krusial. Sukamta menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban jiwa, yang terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Ia berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam pengelolaan amunisi di masa mendatang.

Menurut keterangan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana, ledakan terjadi saat tim dari Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat (AD) tengah menyusun detonator untuk proses peledakan amunisi yang sudah tidak layak pakai. Saat proses penyusunan itulah, ledakan tiba-tiba terjadi dari dalam lubang, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya yang melekat pada penanganan amunisi dan pentingnya penerapan protokol keselamatan yang ketat.