Nissan Pangkas Ribuan Karyawan di Tengah Tekanan Penjualan Global

Perusahaan otomotif asal Jepang, Nissan Motor Co. Ltd., dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 10.000 karyawannya di seluruh dunia. Langkah drastis ini diambil sebagai bagian dari upaya restrukturisasi besar-besaran yang bertujuan untuk mengatasi penurunan penjualan di pasar-pasar utama seperti China dan Amerika Serikat.

Informasi mengenai rencana PHK ini pertama kali dilaporkan oleh NHK, sebuah kantor berita terkemuka di Jepang. Meskipun Nissan sendiri belum memberikan komentar resmi terkait laporan tersebut, indikasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang kurang menggembirakan telah terlihat dalam beberapa waktu terakhir. Produsen mobil terbesar ketiga di Jepang ini dijadwalkan untuk merilis laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada Maret 2025. Sebelumnya, perusahaan telah memperingatkan kemungkinan kerugian bersih yang signifikan, diperkirakan mencapai 700 miliar hingga 750 miliar yen.

Kinerja Nissan mengalami penurunan akibat beberapa faktor. Salah satunya adalah kegagalan perusahaan dalam merespons peningkatan permintaan mobil hybrid di pasar AS. Selain itu, Nissan juga kehilangan keunggulan kompetitifnya di segmen kendaraan listrik, sebuah area di mana mereka sebelumnya menjadi pelopor. Di China, pasar otomotif terbesar di dunia, Nissan juga menghadapi tantangan berat dan terus kehilangan pangsa pasar.

Sebagai bagian dari upaya pemulihan, Nissan berencana untuk meluncurkan sekitar 10 model baru dalam beberapa tahun mendatang. Perusahaan juga telah melakukan perubahan kepemimpinan, dengan Ivan Espinosa menggantikan Makoto Uchida sebagai CEO. Espinosa sebelumnya telah menyatakan bahwa Nissan sedang mempertimbangkan berbagai langkah tambahan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.

Sebelumnya, pada November 2024, Nissan telah mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah karyawan sebanyak 9.000 orang dan memangkas kapasitas produksi global sebesar 20 persen. Selain itu, perusahaan telah memutuskan untuk menutup pabriknya di Thailand pada Juni 2025 dan berencana untuk menutup dua pabrik lainnya yang lokasinya belum diumumkan.

Lebih lanjut, Nissan juga membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai 1,1 miliar dollar AS di Pulau Kyushu, Jepang. Proyek ini sebelumnya diharapkan mendapatkan dukungan subsidi dari pemerintah. Rangkaian tantangan yang dihadapi Nissan telah memaksa perusahaan untuk menurunkan proyeksi keuntungannya sebanyak empat kali selama tahun fiskal yang baru saja berakhir.

Rangkuman langkah-langkah restrukturisasi yang telah dan akan dilakukan Nissan:

  • PHK terhadap lebih dari 10.000 karyawan secara global.
  • Pengurangan 9.000 karyawan yang telah diumumkan sebelumnya.
  • Pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20 persen.
  • Penutupan pabrik di Thailand pada Juni 2025.
  • Rencana penutupan dua pabrik lainnya yang belum diumumkan lokasinya.
  • Pembatalan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Pulau Kyushu.