Tragedi Pulau Tikus: Pemerintah Respons Cepat dengan Investigasi Mendalam Kecelakaan Kapal Wisata

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merespons cepat insiden tragis tenggelamnya kapal wisata Tiga Putra di perairan Pulau Tikus, Bengkulu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Wardhana, menginstruksikan audit menyeluruh terhadap standar keselamatan wisata bahari di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Bengkulu. Insiden yang terjadi pada hari Minggu (11/5/2025) tersebut, menyebabkan tujuh orang kehilangan nyawa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka, sehingga memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Kemenparekraf menegaskan bahwa keselamatan wisatawan merupakan prioritas utama yang tidak dapat dikompromikan. Menteri Widiyanti Wardhana menyampaikan bahwa seluruh pelaku industri pariwisata wajib mematuhi standar keselamatan yang ketat, termasuk memastikan bahwa setiap kapal wisata tidak melebihi kapasitas penumpang yang telah ditentukan. Pemerintah daerah dan instansi terkait, seperti dinas perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta dinas pariwisata setempat, didorong untuk segera melaksanakan audit komprehensif terhadap seluruh operator kapal wisata, khususnya yang beroperasi di perairan Bengkulu. Audit ini meliputi:

  • Pemeriksaan mendalam terhadap kelayakan teknis kapal, mencakup kondisi mesin, struktur kapal, dan sistem navigasi.
  • Pengecekan kelengkapan dan kondisi peralatan keselamatan, seperti pelampung, alat pemadam api ringan (APAR), dan peralatan komunikasi darurat.
  • Verifikasi sertifikasi dan kompetensi awak kapal.
  • Evaluasi kepatuhan terhadap Prosedur Operasional Standar (SOP) keselamatan pelayaran.

Kemenparekraf juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan di sektor pariwisata, khususnya yang melibatkan perjalanan laut, guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, pengawasan berkala dan pemanfaatan sistem peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjadi perhatian utama, terutama dalam mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem.

Menurut laporan, Kapal Tiga Putra bertolak dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu ketika kondisi cuaca mulai memburuk. Di tengah perjalanan, mesin kapal tiba-tiba mengalami kerusakan. Ombak besar dan angin kencang terus-menerus menghantam kapal berukuran 17 meter x 3,3 meter tersebut, menyebabkan kapal oleng dan akhirnya tenggelam di dekat alur perahu nelayan di Kelurahan Malabero.

Salah seorang penumpang selamat, Jidan Dinil Haq, menggambarkan situasi mencekam yang terjadi di atas kapal. Mesin kapal mati mendadak di tengah laut, diperparah dengan angin kencang yang membuat kapal terombang-ambing. Ombak besar menghantam kapal dari berbagai arah hingga akhirnya tenggelam.

Upaya penyelamatan segera dilakukan oleh nelayan setempat, tim Basarnas, unsur BPBD, TNI, Polri, dan relawan masyarakat. Humas Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva, mengonfirmasi identitas tujuh korban meninggal dunia:

  • Riska Nurjanah (28 Tahun, Perempuan, Lubuk Linggau)
  • Tesya (20 Tahun, Perempuan, Kepahiang)
  • Ratna Kurniati (Perempuan, Kota Bengkulu)
  • Nesya Zoya Amanda (Perempuan, Curup)
  • Ricki (29 Tahun, Laki-Laki, Padang)
  • Suwantra (Laki-Laki, Muaro Bungo)
  • Yuni Saputri (Perempuan, Bengkulu Utara)

Selain korban meninggal, 15 orang lainnya dirawat di Rumah Sakit HD, dan 19 orang mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara.