Ratusan Siswa di Bogor Keracunan Massal: Temuan Bakteri E.coli dan Salmonella pada Menu Makanan Bergizi Gratis
Ratusan siswa di Kota Bogor menjadi korban keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini memicu investigasi mendalam oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan instansi terkait untuk mengungkap penyebab utama keracunan.
Investigasi dan Temuan Awal
Menyusul laporan kasus keracunan, Pemkot Bogor bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di sejumlah sekolah yang menerima pasokan makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani. Sampel makanan, muntahan pasien, air minum, serta usap wadah makanan dan penjamah makanan dikumpulkan untuk diuji di laboratorium. Hasilnya menunjukkan adanya kontaminasi bakteri E.coli dan Salmonella pada beberapa sampel makanan.
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengungkapkan bahwa bakteri tersebut ditemukan pada menu telur ceplok bumbu barbekyu (BBQ) dan tumis tahu toge. Diduga, telur ceplok dimasak pada malam hari dan baru disajikan keesokan harinya kepada siswa. Proses distribusi dan pengawasan teknis oleh Badan Gizi Nasional (BGN) juga menjadi sorotan dalam investigasi ini.
Jumlah Korban dan Penanganan Medis
Jumlah korban keracunan terus bertambah, mencapai 210 orang yang tersebar di 8 sekolah. Puluhan siswa harus menjalani rawat inap di rumah sakit, sementara sebagian besar lainnya mengalami gejala ringan dan dirawat jalan. Pemkot Bogor memastikan seluruh biaya pengobatan korban ditanggung, terutama bagi siswa dan guru yang tidak memiliki asuransi kesehatan.
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutakin, menekankan pentingnya penanganan medis yang cepat dan menyeluruh bagi para korban. Pemkot Bogor juga membuka layanan pengaduan bagi orang tua yang anaknya mengalami keluhan lanjutan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Penetapan Status KLB dan Evaluasi Program MBG
Mengingat skala dan dampak keracunan massal ini, Pemkot Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Status KLB memungkinkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah cepat dan terkoordinasi dalam menangani korban, mencegah penyebaran, dan mengevaluasi pelaksanaan program MBG.
Wali Kota Bogor menegaskan komitmennya untuk memperbaiki SOP program MBG agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam proses pengadaan, pengolahan, distribusi, dan pengawasan makanan. Keterlibatan aktif dari Badan Gizi Nasional (BGN) juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan yang komprehensif.
Daftar Temuan Penting:
- Jumlah korban mencapai 210 orang yang tersebar di 8 sekolah.
- Menu MBG yang diduga menjadi penyebab keracunan adalah telur ceplok bumbu barbekyu (BBQ) dan tumis tahu toge.
- Hasil lab menunjukkan adanya kontaminasi bakteri E.coli dan Salmonella pada sampel makanan.
- Pemkot Bogor menanggung seluruh biaya pengobatan korban keracunan.
- Status Kejadian Luar Biasa (KLB) telah ditetapkan untuk mempercepat penanganan dan evaluasi program MBG.