Pasca-Ledakan Amunisi di Garut: Area Steril, Investigasi Intensif Dilakukan

Pasca insiden ledakan amunisi yang memilukan di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, aparat keamanan dari TNI dan Polri memperketat penjagaan di lokasi kejadian. Ledakan tersebut, yang terjadi pada Senin (12/5/2025) pagi, menelan 13 korban jiwa, terdiri dari anggota TNI dan warga sipil.

Sejak pagi hari, akses menuju lokasi ledakan dibatasi secara ketat. Personel TNI bersenjata lengkap dan Satuan Brimob Polri berjaga di sekitar area, menghalangi wartawan dan warga sipil untuk mendekat. Pembatasan akses ini dilakukan untuk memastikan keamanan selama proses investigasi berlangsung dan mengamankan barang bukti yang mungkin masih berada di lokasi.

Lokasi ledakan berada di kawasan yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan utama menuju pantai Cibalong. Dari kejauhan, terlihat tanda peringatan berupa bendera merah dan plang bertuliskan larangan masuk ke area penghancuran amunisi. Upaya para jurnalis untuk mendekat dan mengambil gambar di lokasi kejadian dihalau oleh petugas keamanan dengan alasan keamanan dan proses penyelidikan yang sedang berjalan.

Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, sterilisasi wilayah dilakukan karena adanya rencana kunjungan dari Panglima Kodam III Siliwangi ke lokasi kejadian. Hal ini semakin mempertegas keseriusan TNI dalam menangani insiden ini dan memastikan investigasi berjalan lancar.

Ledakan tragis ini terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI AD dari Gupusmu III Puspalad. Diduga kuat, ledakan disebabkan oleh detonator yang seharusnya digunakan untuk menghancurkan amunisi tersebut meledak sebelum waktunya. Insiden ini menjadi perhatian serius bagi TNI dan pihak terkait, yang berupaya mengungkap penyebab pasti ledakan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Saat ini, tim investigasi gabungan tengah bekerja keras di lokasi kejadian untuk mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Fokus utama adalah mencari tahu penyebab pasti ledakan dan mengevaluasi prosedur pemusnahan amunisi yang selama ini diterapkan.

Ke depan, diharapkan ada evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) pemusnahan amunisi, termasuk pemilihan lokasi yang lebih aman dan penerapan protokol keselamatan yang lebih ketat. Hal ini penting untuk mencegah terulangnya tragedi serupa dan melindungi masyarakat dari potensi bahaya ledakan amunisi.