Sarjana Akuntansi Tempuh Magang di Jepang: Demi Wujudkan Mimpi Rumah dan Usaha

Rafliansyah Adam Bagaskara, seorang sarjana akuntansi Universitas Gunadarma, mengambil langkah berbeda dengan memilih program magang di Jepang sebagai awal karirnya. Keputusannya ini berbanding terbalik dengan pilihan umum lulusan SMK yang seringkali menjadikan program Ginou Jisshu sebagai batu loncatan.

Lulus di tahun 2024, Rafli memiliki visi yang jelas: meniti karir di Negeri Sakura. Motivasi utamanya bukan sekadar mencari pengalaman, melainkan mengumpulkan modal untuk mewujudkan dua impian besarnya di Indonesia: membangun rumah dan membuka bengkel sendiri.

"Mimpi terbesar saya ingin membantu membangun rumah," ungkap Rafli saat ditemui di kantor Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur. Penghasilan dari magang di Jepang akan ia gunakan untuk meringankan beban ekonomi keluarga dan merealisasikan impian tersebut. Selain itu, Rafli juga bercita-cita menjadi seorang pengusaha. Ia berencana membuka bengkel otomotif sebagai langkah awal dalam dunia bisnis.

"Setelah saya selesai magang dari Jepang, saya ingin buka usaha bengkel di Indonesia dan juga masuk perusahaan Jepang di Indonesia seperti Nipro," lanjutnya. Rafli berharap pengalamannya di Jepang akan memberinya bekal yang cukup untuk bersaing dan sukses di Indonesia.

Selama magang, Rafli bertekad untuk memperdalam pengetahuannya di bidang otomotif. Ia ingin mempelajari seluk-beluk mesin, komponen, dan sistem kerja kendaraan roda empat. Ia juga berharap dapat memahami asal-usul suku cadang otomotif.

Rafli merupakan salah satu peserta Program Pelatihan Kombinasi Magang ke Jepang Kejuruan Otomotif (Engine Tune Up Sistem Injeksi Roda Empat) dan Bahasa Jepang (Level N4/setara A2) yang diselenggarakan oleh PPKD Jakarta Timur. Ia telah berhasil melewati serangkaian seleksi, termasuk ujian pengetahuan dasar dan keterampilan otomotif.

Nantinya, Rafli akan disalurkan ke perusahaan otomotif di Jepang melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) PT Jakaruta Global Group.

Kepala PPKD Jakarta Timur, Teguh Hendarwan, menjelaskan bahwa program pelatihan magang ke Jepang ini telah berjalan sejak tahun sebelumnya. Para peserta akan mengikuti pelatihan intensif selama 70 hari, meliputi keterampilan teknis dan bahasa Jepang, guna memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang.

"Tidak hanya skill bahasa yang kita latih selama 70 hari, kita juga dengan skill keahlian yang mereka miliki seperti sekarang fokus di roda empat," kata Teguh.

Saat ini, terdapat 20 peserta yang sedang mengikuti pelatihan, yang merupakan bagian dari angkatan ketiga sejak program ini diluncurkan. Tiga peserta pelatihan yang merupakan lulusan PPKD Jakarta Timur dijadwalkan untuk berangkat ke Jepang pada bulan Oktober 2025.