Garda Indonesia Menentang Penggabungan Gojek dan Grab: Ancaman Bagi Mitra Pengemudi

Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana merger antara dua perusahaan ride-hailing terbesar di Indonesia, Gojek dan Grab. Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengungkapkan kekhawatiran mendalam bahwa langkah ini akan membawa dampak negatif signifikan bagi para mitra pengemudi di seluruh Indonesia.

Menurut Igun Wicaksono, penggabungan kedua perusahaan raksasa ini berpotensi memicu efisiensi besar-besaran di dalam struktur organisasi. Efisiensi ini dikhawatirkan akan berujung pada pengurangan jumlah mitra pengemudi, yang akan sangat merugikan mata pencaharian mereka.

"Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua menolak keras mega akuisisi atau merger Gojek dan Grab," tegas Igun Wicaksono, seraya menekankan bahwa penolakan ini didasari oleh pertimbangan matang atas potensi dampak buruk yang mungkin timbul.

Igun Wicaksono menambahkan bahwa, meskipun merger bertujuan untuk menciptakan efisiensi operasional, hal itu dapat mengakibatkan pemutusan kemitraan secara sepihak terhadap para pengemudi ojek online dari kedua perusahaan yang bergabung. Lebih lanjut, Igun menyoroti bahwa kinerja Gojek dan Grab dalam memberikan jaminan sosial yang memadai bagi mitra pengemudi masih jauh dari harapan. Merger ini dianggap sebagai langkah yang kurang tepat, mengingat masih banyak aspek kesejahteraan pengemudi yang perlu ditingkatkan.

Selain itu, Garda Indonesia juga mengkhawatirkan potensi persaingan usaha yang tidak sehat dan munculnya monopoli dalam industri ride-hailing di Indonesia. Situasi ini dapat merugikan tidak hanya pengemudi, tetapi juga konsumen secara umum.

Wacana merger antara Grab dan Gojek kembali mencuat setelah dilaporkan oleh kantor berita Reuters pada pekan lalu. Kabarnya, kesepakatan ini diharapkan dapat diumumkan pada kuartal kedua tahun ini. Reuters melaporkan bahwa Grab, yang berbasis di Singapura, telah menunjuk penasihat untuk memimpin proses merger ini. GoTo (Gojek Tokopedia) diperkirakan akan menjual seluruh operasionalnya kepada Grab, kecuali divisi keuangan. Negosiasi terkait merger ini telah berlangsung selama lebih dari setahun.

Merger antara Grab dan Gojek akan menciptakan kekuatan dominan dalam industri transportasi daring di Indonesia, menguasai sekitar 85% pasar yang bernilai US$8 miliar. Hal ini diungkapkan oleh perusahaan analisis data, Euromonitor International.