Vaksin M72: Secercah Harapan dalam Mengatasi Krisis Tuberkulosis di Indonesia
Tuberkulosis (TB) masih menjadi momok kesehatan yang serius di Indonesia, sebuah negara yang terus berjuang melawan penyakit menular ini. Meskipun TB sebenarnya dapat dicegah dan diobati, angka kejadiannya tetap mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan bahwa setiap tahunnya, lebih dari satu juta penduduk Indonesia terinfeksi TB. Ironisnya, penyakit ini merenggut nyawa sekitar 130.000 orang setiap tahunnya. Angka ini setara dengan 15 kematian setiap jam, sebuah statistik yang mengejutkan dan menyadarkan kita akan urgensi penanganan TB di Indonesia.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab utama TB, yang umumnya menyerang paru-paru. Namun, bakteri ini juga dapat menyebar ke organ lain seperti otak, kulit, tulang, dan kelenjar getah bening, sehingga memperparah kondisi pasien. Selama beberapa dekade, vaksin BCG telah menjadi satu-satunya senjata dalam upaya pencegahan TB. Vaksin ini terbukti efektif dalam melindungi anak-anak dari TB. Sayangnya, efektivitas vaksin BCG cenderung menurun seiring bertambahnya usia, membuat remaja dan dewasa rentan terhadap infeksi TB.
Vaksin M72: Harapan Baru bagi Remaja dan Dewasa
Kebutuhan mendesak akan vaksin TB yang lebih efektif untuk remaja dan dewasa telah mendorong pengembangan vaksin M72. Vaksin ini kini menjadi harapan baru dalam upaya global untuk mengendalikan TB. Vaksin M72 dikembangkan oleh perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK) dengan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation. Proses pengembangan vaksin ini memakan waktu lebih dari 26 tahun dan melibatkan berbagai tahap uji klinis yang ketat.
Vaksin M72 dirancang khusus untuk memberikan perlindungan kepada remaja dan dewasa, kelompok usia yang kurang terlindungi oleh vaksin BCG. Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), seorang dokter spesialis paru, menyampaikan melalui akun X pribadinya bahwa selama ini vaksin BCG lebih efektif untuk anak-anak, sementara remaja dan dewasa juga berisiko tinggi. Oleh karena itu, vaksin M72 diharapkan menjadi solusi untuk melindungi kelompok usia yang rentan ini.
Uji Klinis Skala Besar Melibatkan Indonesia
Vaksin M72 saat ini sedang menjalani uji klinis skala besar di lima negara, termasuk Indonesia. Lebih dari 20.000 partisipan dari berbagai negara terlibat dalam penelitian ini. Indonesia menyumbang 2.095 partisipan, menjadikannya kontributor penting dalam pengembangan vaksin TB global. Uji klinis dilakukan secara bertahap, mulai dari hewan, kemudian manusia dalam kelompok kecil, hingga diperluas ke ribuan orang. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Komite Etik dari rumah sakit yang terlibat memantau seluruh proses uji klinis dengan ketat. Pemerintah Indonesia memiliki hak penuh untuk menghentikan uji coba jika terdapat kendala atau efek samping yang membahayakan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan keamanan dan keselamatan peserta uji.
Prof. Erlina menambahkan bahwa proses uji klinis sangat ketat dan hati-hati, serta pemerintah memiliki kendali penuh jika ada masalah yang timbul.
Menekan Angka Kematian Akibat TB
Jika terbukti efektif, vaksin M72 diharapkan dapat memperlambat laju penularan TB di kalangan usia produktif dan mengurangi angka kematian akibat penyakit ini. Dengan angka kematian mencapai 130.000 orang per tahun, kehadiran vaksin M72 dapat menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahunnya. Vaksin ini bukan hanya sekadar produk medis, tetapi juga mencerminkan kolaborasi global dan komitmen bersama dalam menghadapi salah satu tantangan kesehatan terbesar di dunia. Vaksin ini merupakan harapan untuk masa depan yang lebih sehat tanpa bayang-bayang TB.