Tawuran Pelajar SD di Depok: Sorotan Tajam terhadap Sistem Pendidikan Ramah Anak
Peristiwa tawuran yang melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD) di Depok menjadi perhatian serius berbagai pihak. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini, menyebutnya sebagai indikasi adanya permasalahan mendasar dalam sistem pendidikan yang seharusnya ramah terhadap anak.
Kak Seto, sapaan akrabnya, menekankan bahwa insiden ini bukan sekadar perkelahian biasa antar siswa. Lebih dari itu, tawuran ini mencerminkan kegagalan sekolah dan rumah dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak. Ia menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan untuk mencegah anak-anak merasa frustrasi, kecewa, atau kurang mendapatkan pengarahan yang tepat.
Menurutnya, ketika anak-anak tidak memiliki ruang aman untuk berekspresi dan mengembangkan diri, mereka cenderung mencari pelarian, yang sayangnya bisa berujung pada tindakan negatif seperti kekerasan, tawuran, perundungan, atau bahkan terlibat dalam kegiatan berbahaya lainnya.
Kak Seto mendesak Dinas Pendidikan Kota Depok untuk segera bertindak dengan mengevaluasi pola pendidikan dan lingkungan sekolah secara komprehensif. Tujuannya adalah menciptakan sekolah-sekolah yang benar-benar ramah anak, di mana anak-anak merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar serta mengembangkan potensi mereka.
Insiden tawuran yang disesalkan ini terjadi pada Sabtu pagi, 10 Mei 2025, sekitar pukul 10.30 WIB. Dua kelompok siswa dari SD Negeri di Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, diduga telah merencanakan pertemuan melalui media sosial untuk melakukan "adu kekuatan".
Ketua RW 20 Perumahan Pondok Laguna, Muchban, mengungkapkan bahwa anak-anak tersebut berkumpul di belakang sekolah. Beberapa di antara mereka bahkan membawa penggaris besi panjang yang biasa digunakan dalam pelajaran menggambar. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai jenis benda lain yang digunakan dalam tawuran tersebut.
Dalam video yang beredar luas, terlihat sejumlah anak berseragam pramuka berlarian di jalanan kompleks perumahan, beberapa di antaranya mengayunkan benda panjang. Diduga, terdapat dua siswa yang sempat saling menyerang menggunakan senjata tajam jenis parang, namun kebenaran informasi ini masih dalam proses penyelidikan.
Kapolsek Cimanggis, Kompol Jupriono, telah mengonfirmasi terjadinya peristiwa tawuran tersebut dan memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui motif dan penyebab terjadinya tawuran antar siswa SD tersebut.
Rincian kejadian:
- Waktu: Sabtu, 10 Mei 2025, sekitar pukul 10.30 WIB
- Lokasi: Sekitar Perumahan Laguna 1 RT 05 RW 20 dan sekitar makam RW 03, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok
- Pelaku: Siswa SD Negeri di Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok
- Motif: Masih dalam penyelidikan
- Korban: Tidak ada korban jiwa
- Tindakan: Penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian