Perjuangan Arif, Sopir Bus Pantura: Kisah di Balik Kemudi Jakarta-Madura

Di balik gemerlap lampu kota dan hiruk pikuk terminal, tersembunyi kisah-kisah perjuangan para pekerja keras. Salah satunya adalah Arif Nurmawan, seorang pemuda berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai sopir bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dengan rute Jakarta-Madura. Di Terminal Bangkalan, Jawa Timur, setelah menempuh perjalanan panjang, Arif menyempatkan diri beristirahat sejenak di bagasi busnya, sebuah ruang sederhana namun menjadi tempatnya melepas lelah sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

Rutinitas Arif dimulai dengan membersihkan bus bersama kondekturnya, memastikan kebersihan dan kenyamanan penumpang. Bus berwarna putih dengan tulisan "Sinar Jaya" menjadi saksi bisu perjalanannya melintasi jalur Pantura yang terkenal padat. Dua tahun sudah Arif bergabung dengan PO (Perusahaan Otobus) Sinar Jaya, sebuah pilihan hidup yang diambil demi menafkahi keluarganya, terutama putranya yang masih balita.

"Saya belum lama kerja di sini, masih baru. Hampir dua tahun," ujarnya, menggambarkan pengalamannya sebagai sopir bus jarak jauh. Rute Jakarta-Madura merupakan tantangan baru baginya, setelah sebelumnya melayani rute Jakarta-Yogyakarta. Perjalanan selama 12 jam, diselingi istirahat singkat 12 jam sebelum kembali mengemudi, menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

Rutinitas ini membuatnya jarang bertemu dengan anak dan istrinya di Yogyakarta. Namun, ia bersyukur bisa mendapatkan rezeki halal untuk memenuhi kebutuhan keluarga. "Nanti setelah delapan kali pulang pergi (PP), baru saya dapat libur. Biasanya saya pulang untuk bertemu anak istri. Kalau belum libur, ya cuma bisa video call," tuturnya dengan nada rindu.

Arif mengakui bahwa bekerja sebagai sopir bus AKAP memiliki risiko yang besar. Namun, ia memilih pekerjaan ini karena merasa rezekinya ada di sini. Ia bersyukur bisa bekerja di saat banyak teman seusianya masih menganggur atau bahkan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. "Banyak teman seusia saya yang masih menganggur. Saya bersyukur meskipun risiko di jalan juga besar, tapi ya dijalani saja demi keluarga," ungkapnya.

Pekerjaan sebagai sopir bus juga memberikan Arif pengalaman unik dengan berbagai karakter penumpang. Ia menceritakan pengalaman lucu saat ada penumpang membawa kucing, ayam, bahkan sekarung batu. "Ya penumpang itu macam-macam, ada yang bawa kucing, ayam, dan yang paling aneh itu bawa batu satu karung. Itu menjadi hiburan tersendiri bagi kami di jalan," ujarnya sambil tertawa.

Salah seorang penumpang, Fanika Putri (33) asal Bangkalan, mengungkapkan rasa senangnya mendapatkan sopir bus yang masih muda seperti Arif. Ia merasa sopir muda memiliki tenaga yang lebih prima dan lebih berhati-hati dalam mengemudi. "Saya hendak ke Jakarta, alhamdulillah selama bolak-balik Jakarta-Madura, kalau pengemudinya masih muda tidak pernah ugal-ugalan dan selalu hati-hati," ujarnya.

Kisah Arif adalah potret perjuangan seorang pemuda yang bekerja keras demi keluarganya. Di balik kemudi bus, ia mengemban tanggung jawab besar untuk mengantarkan penumpang dengan selamat sampai tujuan, sekaligus mencari nafkah untuk orang-orang yang dicintainya. Kisahnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menghargai setiap pekerjaan dan selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan.