Tanggul Sungai Rejali Jebol, Lumajang Siaga Darurat Bencana Lahar Semeru

Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengambil langkah cepat dengan menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul kerusakan signifikan pada tanggul penahan banjir lahar hujan Gunung Semeru. Tanggul yang terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, mengalami kerusakan yang semakin meluas dan mengancam keselamatan warga setempat.

Keputusan penting ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/195/KEP/427.12/2025, yang menetapkan masa tanggap darurat selama 90 hari, terhitung mulai tanggal 11 Mei hingga 8 Agustus 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap urgensi penanganan infrastruktur yang terdampak di sepanjang daerah aliran Sungai Rejali.

Kerusakan tanggul di Desa Sumberwuluh semakin mengkhawatirkan. Awalnya, kerusakan tercatat sepanjang 300 meter, namun kini telah meluas menjadi 500 meter. Kondisi ini menempatkan Dusun Kebondeli Selatan, yang dihuni oleh 82 kepala keluarga atau sekitar 256 jiwa, dalam risiko tinggi jika banjir lahar hujan kembali terjadi.

Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul Arifin, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi tanggul yang semakin memburuk. Ia menekankan pentingnya tindakan perbaikan yang segera untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Selain perbaikan tanggul, Samsul juga mendesak pemerintah untuk melakukan normalisasi aliran Sungai Regoyo. Normalisasi ini diharapkan dapat mengarahkan aliran air agar tidak menghantam tanggul di sisi utara yang berbatasan langsung dengan pemukiman warga saat terjadi banjir lahar.

"Dampak terburuk jika tanggul jebol adalah ancaman bagi 256 jiwa di Blok Kampung Renteng. Antisipasi harus segera dilakukan untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan," tegas Samsul. Pemerintah Kabupaten Lumajang kini tengah berupaya keras untuk mengatasi dampak kerusakan tanggul dan melindungi warga yang berpotensi terdampak banjir lahar.