Ratusan Siswa di Bogor Diduga Keracunan Program Makanan Bergizi Gratis, Pemerintah Kota Bertindak

Ratusan Siswa di Bogor Diduga Keracunan Program Makanan Bergizi Gratis, Pemerintah Kota Bertindak

Kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Diduga, insiden ini terkait dengan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang berjalan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah mengambil langkah cepat untuk menangani situasi ini, termasuk menanggung seluruh biaya pengobatan para siswa yang terdampak.

Berdasarkan data terkini, hingga Sabtu, 10 Mei 2025, tercatat sebanyak 214 siswa dari berbagai sekolah di Kota Bogor mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Walikota Bogor, Dedie Rachim, menegaskan komitmen Pemkot untuk memberikan penanganan medis yang optimal bagi para korban. "Kami pastikan bahwa seluruh biaya medis bagi mereka yang terdampak akan ditanggung oleh Pemkot Bogor," ujarnya.

Menyikapi kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus keracunan MBG. Langkah ini memungkinkan pemerintah untuk mengerahkan sumber daya yang diperlukan secara lebih efektif dan efisien. Selain itu, Pemkot juga berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG.

Upaya investigasi tengah dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan. Pemkot Bogor akan memeriksa seluruh rantai pasokan makanan, mulai dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hingga sumber-sumber lain yang mungkin terlibat. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada para siswa.

Selain fokus pada penanganan medis dan investigasi, Pemkot Bogor juga berupaya untuk memetakan sekolah-sekolah yang terdampak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai jumlah siswa yang mengalami keracunan dan distribusinya di berbagai sekolah. Pemetaan ini difokuskan pada 13 sekolah yang menerima menu MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani.

Walikota Dedie Rachim berharap agar kejadian ini tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk mengikuti program MBG. Ia menegaskan bahwa Pemkot akan terus berupaya untuk meningkatkan keamanan dan kualitas program MBG agar anak-anak dapat menerima manfaatnya tanpa rasa takut atau ragu-ragu. Kabar baiknya, kondisi para siswa yang diduga keracunan kini berangsur membaik setelah mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menjelaskan bahwa dari total 214 siswa yang terdampak, sebagian besar mengalami keluhan ringan dan telah mendapatkan penanganan rawat jalan. Namun, ada juga beberapa siswa yang masih memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Sebaran kasus keracunan MBG tercatat di sembilan sekolah di Kota Bogor, termasuk TK, SD, SMP, dan SMA Bina Insani, serta beberapa SDN dan SMP lainnya.

Saat ini, Pemkot Bogor terus berupaya untuk menanggulangi kasus keracunan MBG dan memastikan keamanan program ini di masa depan. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan terhadap seluruh aspek program, mulai dari penyediaan makanan hingga distribusinya, untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.