Anggota DPRD Lampung Utara Terlibat Kontroversi Aksi Sawer DJ dalam Acara Keluarga
Aksi seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Utara, Hatami, menjadi sorotan publik setelah video dirinya menyawer seorang disc jockey (DJ) wanita viral di media sosial. Video tersebut memicu beragam reaksi dari warganet, yang sebagian besar menyayangkan tindakan tersebut.
Dalam video yang beredar, Hatami terlihat mengenakan kaos polo berwarna putih dan celana jeans biru muda. Ia tampak menikmati alunan musik sambil berjoget di depan seorang DJ wanita. Yang menjadi perhatian utama adalah aksinya menaburkan sejumlah uang pecahan Rp 50 ribu ke meja DJ, yang kemudian memenuhi permukaan meja tersebut. Aksi ini disaksikan oleh puluhan orang yang hadir dalam acara itu.
Reaksi netizen terhadap video ini beragam, namun banyak yang menyayangkan tindakan Hatami. Beberapa komentar menyoroti bahwa uang yang digunakan untuk menyawer tersebut sebaiknya disalurkan untuk membantu warga yang membutuhkan.
Menanggapi viralnya video tersebut, Hatami mengonfirmasi bahwa dirinya adalah orang yang ada dalam video tersebut. Ia menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan bagian dari perayaan khitanan keponakannya. Hatami menegaskan bahwa acara tersebut adalah acara keluarga dan bukan berlangsung di tempat hiburan malam.
Lebih lanjut, Hatami menjelaskan bahwa uang yang digunakan untuk menyawer adalah uang pribadinya yang berasal dari hasil usaha perkebunan miliknya. Ia menekankan bahwa uang tersebut diperoleh secara halal dan tidak ada kaitannya dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau dana pemerintahan.
"Itu uang pribadi saya, memang usaha perkebunan, sawit sama perikanan, jadi insya Allah itu bukan yang APBD atau pemerintahan. Uang itu uang halal bukan uang haram, bukan menyangkut anggota dewan," ujarnya.
Kontroversi ini menyoroti pentingnya etika dan kepekaan seorang pejabat publik dalam bertindak, bahkan dalam acara pribadi. Meskipun Hatami telah memberikan klarifikasi terkait sumber dana dan konteks acara, opini publik tetap terpecah. Insiden ini menjadi pengingat bagi para pejabat publik untuk selalu menjaga citra dan menghindari tindakan yang dapat menimbulkan persepsi negatif di mata masyarakat.