Puan Maharani Intensifkan Diplomasi Parlemen, Bahas Isu Global hingga Perlindungan WNI

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, aktif melaksanakan serangkaian pertemuan bilateral dengan para pemimpin parlemen dari berbagai negara. Kegiatan ini berlangsung di sela-sela Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), sebuah forum yang mempertemukan parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Serangkaian pertemuan ini diadakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari Selasa, 13 Mei 2025.

Dalam agenda pertemuan bilateral tersebut, Puan Maharani secara bergantian melakukan pertemuan dengan pimpinan parlemen dari Aljazair, Bahrain, Oman, dan Republik Ceko. Pertemuan-pertemuan ini dilakukan secara tertutup dan membahas berbagai isu krusial, mulai dari upaya mewujudkan perdamaian dunia hingga perlindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Salah satu fokus utama dalam pertemuan tersebut adalah isu perdamaian dunia. Puan Maharani menekankan pentingnya dukungan bagi Palestina dan penyelesaian konflik antara Pakistan dan India. Ia menyatakan komitmennya untuk terus mendorong terciptanya stabilitas dan keamanan global.

"Baru saja kami melaksanakan pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen Aljazair, Bahrain, Oman, juga Ceko. Dan Ceko datang sebagai observer," kata Puan kepada wartawan.

Secara spesifik, dalam pertemuan dengan para pemimpin parlemen tersebut, Puan Maharani menyoroti pentingnya komitmen global terhadap isu kemanusiaan di Palestina. Ia mendesak agar konflik di Gaza segera diakhiri dan akses bantuan kemanusiaan dapat dijamin bagi warga Palestina yang membutuhkan.

Saat bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali, Puan Maharani mengangkat sejarah panjang hubungan antara Indonesia dan Aljazair. Ia menyinggung peran penting Presiden Pertama RI, Sukarno, yang sejak awal mendukung kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962. Puan menegaskan bahwa hubungan kedua negara dibangun atas dasar perjuangan bersama dalam dekolonisasi dan solidaritas antar negara berkembang.

Selanjutnya, dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam, Puan Maharani membahas isu perlindungan WNI yang berada di Bahrain. Ia menyampaikan bahwa terdapat sekitar 6.900 WNI di Bahrain, yang sebagian besar bekerja di sektor informal. Puan menekankan pentingnya upaya perlindungan yang dilakukan oleh Pemerintah Bahrain terhadap para WNI tersebut.

Puan Maharani juga melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali. Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak membahas potensi peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Oman. Puan Maharani menyoroti bahwa hubungan diplomatik kedua negara telah terjalin sejak tahun 1978 dan terus berkembang berdasarkan kesamaan nilai-nilai Islam, saling percaya, dan persahabatan yang erat. Ia berharap agar kedua negara dapat segera merealisasikan Forum Konsultasi Politik II yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

Puan Maharani juga menekankan pentingnya kerja sama antar-parlemen melalui forum-forum global dan regional, termasuk PUIC. Ia menilai bahwa Konferensi PUIC ke-19 merupakan momentum penting untuk memperkuat solidaritas antarparlemen negara-negara Islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Puan Maharani juga mendorong agar PUIC dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan sejahtera.

Selain itu, Puan Maharani juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR Republik Ceko, Jan Skopecek. Pertemuan ini menjadi platform untuk membahas berbagai isu global dan regional yang menjadi perhatian bersama.

Konferensi PUIC ke-19 diselenggarakan di Gedung DPR pada tanggal 12-15 Mei 2025. Meskipun acara pembukaan resmi baru akan dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2025, serangkaian kegiatan penting telah dimulai sejak tanggal 12 Mei 2025, termasuk berbagai sesi pertemuan yang membahas isu-isu seperti Palestina dan minoritas Muslim, dialog peradaban dan agama, ekonomi dan lingkungan, serta hak asasi manusia, perempuan, dan keluarga.

Secara keseluruhan, serangkaian pertemuan bilateral yang dilakukan oleh Puan Maharani di sela-sela Konferensi PUIC ke-19 menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk berperan aktif dalam diplomasi parlemen dan berkontribusi pada penyelesaian berbagai isu global yang mendesak.