Lonjakan Okupansi Hotel di Yogyakarta Saat Libur Waisak Belum Pulihkan Kerugian Awal Tahun
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut baik peningkatan signifikan tingkat hunian hotel selama libur Waisak baru-baru ini. Meskipun demikian, peningkatan ini belum sepenuhnya mengatasi kerugian yang dialami oleh sektor perhotelan sejak awal tahun.
Lonjakan okupansi selama libur Waisak memberikan sedikit kelegaan bagi para pelaku usaha perhotelan. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo, menjelaskan bahwa tingkat hunian hotel di DIY mencapai rata-rata 75 persen selama periode libur tersebut. Puncak hunian terjadi pada tanggal 10 dan 11 Mei, terutama di Kabupaten Sleman, di mana beberapa hotel mencapai tingkat hunian hingga 100 persen. Peningkatan ini memberikan harapan bagi industri perhotelan untuk memperpanjang nafas hingga bulan Mei. "Kemarin liburan Waisak bisa jadi oksigen bagi kita, tidak bisa menutup kerugian Januari Maret paling tidak memberikan napas kita memperpanjang kita paling tidak sampai Mei," kata Deddy.
Namun, Deddy juga menyoroti bahwa meskipun terjadi peningkatan dibandingkan hari biasa, angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan libur Waisak tahun sebelumnya. Okupansi tahun lalu mencapai 95 persen, menunjukkan penurunan antara 10 hingga 20 persen pada tahun ini. Penurunan ini mengindikasikan bahwa pemulihan sektor pariwisata masih menghadapi tantangan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengamati bahwa kepadatan lalu lintas selama libur Waisak menyerupai kepadatan saat libur Idul Fitri. Meskipun demikian, data rinci mengenai jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta selama periode tersebut masih belum tersedia. Pemerintah kota masih menunggu laporan lengkap untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai dampak libur Waisak terhadap sektor pariwisata lokal.