Duta Besar Belanda Apresiasi Transportasi Publik Jakarta: Dukungan Nyata untuk ASN dan Lingkungan
Duta Besar Belanda Dukung Kebijakan Transportasi Publik Jakarta
Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan dukungan terhadap kebijakan pemerintah daerah dengan menggunakan transportasi publik Transjakarta untuk berangkat kerja. Langkah ini diambil sebagai wujud apresiasi terhadap inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menggunakan transportasi umum setidaknya satu hari dalam seminggu, yaitu setiap hari Rabu.
Inisiatif Dubes Gerritsen muncul setelah membaca berita mengenai kebijakan tersebut. Beliau kemudian mencari alternatif transportasi yang efisien dari kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat, menuju kantornya di kawasan Kuningan. Transjakarta, dengan rute yang sesuai, menjadi pilihan utama.
"Saya mencari rute yang paling efisien dari rumah ke kantor melalui Google Maps, dan Transjakarta muncul sebagai solusi terbaik tanpa perlu berganti bus," ujar Dubes Gerritsen.
Perjalanan Dubes Gerritsen menggunakan Transjakarta dimulai dari halte RSIA Bunda dengan bus 6H rute Senen-Lebak Bulus, dan berakhir di halte Underpass Kuningan. Selama perjalanan sekitar 20 menit tersebut, beliau mengamati beberapa aspek positif dari layanan Transjakarta.
- Efisiensi Waktu: Dubes Gerritsen menekankan bahwa menggunakan transportasi publik memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas lain selama perjalanan, seperti membaca koran, sesuatu yang sulit dilakukan saat mengemudi kendaraan pribadi.
- Fasilitas Khusus Perempuan: Beliau juga mengapresiasi adanya area khusus perempuan di dalam bus, yang menurutnya menunjukkan perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dan kenyamanan penumpang. Pengalaman unik terjadi ketika beliau tidak sengaja berdiri di area khusus perempuan dan diingatkan oleh penumpang lain. Beliau menganggap hal ini sebagai kemajuan positif dalam transportasi publik Jakarta.
Dubes Gerritsen merasa perjalanannya ke kantor menggunakan Transjakarta relatif singkat, hanya sekitar 30 menit termasuk berjalan kaki. Beliau mengakui bahwa faktor waktu keberangkatan di luar jam sibuk turut berkontribusi pada kelancaran perjalanan. Meskipun tidak berencana menggunakan Transjakarta setiap hari, beliau mempertimbangkan untuk menjadikannya pilihan transportasi yang lebih sering dalam rutinitasnya.
Keputusan Dubes Gerritsen untuk menggunakan transportasi publik bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga sebagai contoh nyata bagaimana transportasi publik dapat menjadi alternatif yang efisien, nyaman, dan ramah lingkungan. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang, termasuk para ASN dan masyarakat umum, untuk beralih ke transportasi publik dan berkontribusi pada pengurangan kemacetan serta peningkatan kualitas udara di Jakarta.