Ledakan Maut di Garut Bukan dari Amunisi, Melainkan dari Detonator yang Belum Diledakkan

Insiden ledakan tragis yang menewaskan 13 orang di Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, ternyata bukan disebabkan oleh amunisi kedaluwarsa seperti yang diperkirakan sebelumnya. Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional, mengungkapkan fakta sebenarnya berdasarkan informasi yang diperolehnya.

Menurut Dudung, proses pemusnahan amunisi di dua lubang pertama berjalan lancar. Masalah muncul ketika tim hendak meledakkan detonator yang disimpan dalam dua drum di lubang ketiga. Prosedur standar yang biasa digunakan adalah dengan memanfaatkan air laut untuk mempercepat proses peledakan. Namun, saat detonator dimasukkan ke dalam lubang yang sudah digali, ledakan tiba-tiba terjadi. "Jadi ledakan itu bukan dari amunisi, justru dari detonator," tegas Dudung.

Informasi ini diperoleh Dudung dari Kolonel Cpl Antonius, salah satu korban tewas dalam insiden tersebut. Dudung memastikan bahwa informasi ini telah diklarifikasi dengan Komandan Distrik Militer (Dandim) Garut, yang membenarkan kejadian tersebut. Dudung juga menyampaikan belasungkawanya atas meninggalnya Kolonel Cpl Antonius, yang pernah menjadi anak buahnya saat menjabat sebagai Dandim Mabes TNI. Ia mengenang almarhum sebagai sosok yang dekat dengannya dan sempat berbincang-bincang tiga minggu sebelum kejadian.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa warga sipil yang menjadi korban ledakan diduga sedang mengumpulkan sisa-sisa granat dan mortir di lokasi pemusnahan. Namun, terdapat bom yang belum meledak dan memicu ledakan susulan saat warga mendekat. Kristomei menambahkan bahwa kegiatan mengumpulkan sisa-sisa logam dari amunisi yang telah diledakkan merupakan hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat.

TNI akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya ledakan susulan tersebut, termasuk kemungkinan adanya detonator yang belum meledak sebelumnya. Insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan standar keamanan dalam proses pemusnahan amunisi dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Berikut adalah poin-poin penting terkait insiden ledakan di Garut:

  • Ledakan bukan disebabkan oleh amunisi kedaluwarsa, melainkan detonator yang belum diledakkan.
  • Proses pemusnahan amunisi di dua lubang pertama berjalan lancar, masalah muncul di lubang ketiga.
  • Informasi diperoleh dari Kolonel Cpl Antonius dan diklarifikasi dengan Dandim Garut.
  • Warga sipil diduga mengumpulkan sisa-sisa granat dan mortir di lokasi pemusnahan.
  • TNI akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti ledakan susulan.