Klaim Penemuan TKW Asal Jember di Peti Es Vietnam Mencuat, Pemerintah Lakukan Verifikasi
Kabar mengenai seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jember, Jawa Timur, yang ditemukan hidup di dalam peti es di pelabuhan Hifong, Vietnam, tengah menjadi sorotan. Video yang mengisahkan kejadian ini viral di media sosial, memicu reaksi dari berbagai pihak.
Video tersebut, yang diunggah oleh sebuah akun YouTube, menceritakan bahwa TKW bernama Sri Wahyuni (27) bekerja di Phnom Penh, Kamboja, sejak Agustus 2020 melalui jalur yang tidak resmi. Dalam narasi video itu disebutkan bahwa Sri dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Januari 2025. Sri bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di salah satu kawasan elite di Phnom Penh. Suatu malam, Sri mendengar majikannya berbincang dengan pria asing berbahasa Thailand yang mengatakan bahwa besok pengiriman terakhir. Esoknya, Sri diberi makan oleh majikannya dan dibuat pingsan. Dia terbangun dalam keadaan terikat, dan tubuhnya terasa dingin tetapi tidak ditemukan tanda luka. Diceritakan, ia ditemukan oleh petugas di pelabuhan Hifong, Vietnam dengan keadaan hidup setelah tersimpan di dalam peti es. Peti tersebut dikirim dari Kamboja menuju Vietnam menggunakan kontainer. Unggahan ini telah ditonton ratusan ribu kali dan memicu berbagai komentar dari warganet.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim telah mengambil langkah-langkah untuk memverifikasi kebenaran informasi ini. Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto, menyatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Disnaker Jember, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3PMI), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
Sigit juga menambahkan bahwa KBRI Phnom Penh mengindikasikan bahwa cerita yang beredar dalam video tersebut kemungkinan tidak benar atau hoaks. Meskipun demikian, Disnakertrans Jatim tetap melakukan penelusuran lebih lanjut. Disnaker Jember saat ini sedang berupaya untuk mendapatkan informasi langsung dari keluarga Sri Wahyuni guna mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya.
“Dari SBMI Jatim belum bisa mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut. Kami masih menelusuri bersama-sama,” kata Sigit.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan isu-isu sensitif seperti pekerja migran. Pemerintah akan terus berupaya untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat setelah proses verifikasi selesai.