Warga Indonesia di Australia Menaruh Asa pada Pemerintahan Anthony Albanese

Kemenangan Partai Buruh dalam pemilihan umum Australia telah memunculkan harapan baru di kalangan diaspora Indonesia. Perdana Menteri Anthony Albanese telah mengumumkan susunan kabinetnya, dan kini warga Indonesia yang tinggal di Australia menantikan realisasi janji-janji kampanye, terutama terkait isu biaya hidup dan kebijakan migrasi.

Harapan pada Kebijakan Migrasi dan Sektor Childcare

Risdy Wells, seorang warga Indonesia yang bekerja sebagai educational leader di Brisbane, menyoroti pentingnya kebijakan migrasi bagi sektor childcare. Menurutnya, sektor ini sangat bergantung pada pekerja migran. Ia khawatir rencana pemerintah untuk mengurangi angka migrasi dapat memperburuk kekurangan staf yang saat ini dialami oleh banyak pusat penitipan anak.

"Australia sangat multikultural dan bergantung pada migran," ujarnya. Ia menambahkan bahwa intervensi pemerintah di sektor childcare juga krusial, terutama dalam hal peningkatan gaji. Gaji yang lebih baik akan menarik lebih banyak warga Australia untuk bekerja di bidang ini.

Partai Buruh sendiri telah berjanji untuk menginvestasikan dana yang signifikan dalam industri childcare, termasuk membangun dan memperluas fasilitas penitipan anak.

Subsidi Daycare dan Fasilitas Kesehatan

Jessica Santosa, seorang ibu dengan dua anak, berharap pemerintah memberikan subsidi langsung ke daycare agar biaya penitipan anak lebih terjangkau. Ia juga berharap adanya peningkatan parental payment atau bantuan dari Centrelink, mengingat standar hidup yang digunakan oleh Centrelink dinilai tidak sesuai dengan kenyataan.

Selain itu, Jessica menyoroti pentingnya peningkatan fasilitas kesehatan. Ia mengaku kesulitan mendapatkan janji temu dengan dokter di rumah sakit, bahkan harus menunggu hingga berbulan-bulan.

Janji Partai Buruh untuk menggelontorkan dana miliaran dolar ke layanan kesehatan Medicare disambut baik. Dana ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan, termasuk memungkinkan lebih banyak kunjungan ke dokter umum dengan sistem bulk billing, di mana warga tidak perlu menanggung seluruh biaya.

Kenaikan Biaya Visa Pelajar

Kenaikan biaya visa pelajar internasional menjadi perhatian tersendiri bagi Kezia Laudya Susila, seorang mahasiswi asal Semarang. Ia menilai kenaikan ini memberatkan mahasiswa internasional.

"Sebagai mahasiswa internasional, kami pasti merasa berat," ungkapnya. Ia berencana untuk mengajukan visa baru lebih awal untuk menghindari kenaikan harga.

Kezia berharap pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan ini agar tidak menghambat akses pendidikan bagi mahasiswa internasional.

Daftar Harapan Warga Diaspora:

  • Subsidi langsung ke daycare untuk meringankan biaya penitipan anak.
  • Peningkatan parental payment dari Centrelink agar sesuai dengan standar hidup.
  • Peningkatan fasilitas kesehatan dan pengurangan waktu tunggu untuk janji temu dokter.
  • Peninjauan kembali kebijakan kenaikan biaya visa pelajar internasional.
  • Intervensi pemerintah dalam sektor childcare, termasuk peningkatan gaji pekerja.
  • Realisasi janji-janji kampanye Partai Buruh, terutama terkait biaya hidup dan migrasi.

Diaspora Indonesia di Australia menaruh harapan besar pada pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Anthony Albanese. Mereka berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan yang berpihak pada kepentingan warga, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang migran.