GRIB Jaya di Tabanan Hentikan Seluruh Aktivitas Setelah Penolakan Masyarakat
Polemik keberadaan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Kabupaten Tabanan, Bali, menemui titik terang. Setelah menuai kritik dan penolakan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Pemerintah Provinsi Bali, ormas yang dikenal dekat dengan Hercules itu kini menyatakan diri untuk menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah Tabanan.
Keputusan ini diumumkan melalui sebuah video yang beredar luas di media sosial. Berdasarkan informasi yang dihimpun, penelusuran dilakukan setelah diketahui ormas tersebut berpusat di Desa Adat Sanggulan, Kediri, Tabanan. Pihak desa kemudian meminta GRIB Jaya untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah Kabupaten Tabanan.
Prebekel (Kepala Desa) Banjar Anyar, Tabanan, Made Budiana, membenarkan informasi tersebut. Ia menyatakan bahwa dirinya mendampingi pihak desa adat saat pembuatan video pernyataan tersebut. "Saya kebetulan di sana, jadi kami bersinergi dengan pihak desa adat," ujarnya.
Budiana menjelaskan bahwa video ormas GRIB sempat viral di wilayah Sanggulan, Tabanan. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa markas ormas tersebut berada di sebuah perumahan. "Sebenarnya itu lokasinya di perumahan, dan rumah itu kosong, tapi ada yang disuruh jaga," ungkapnya.
Menyusul viralnya video tersebut, pihak desa terus berkoordinasi dan melakukan pendalaman untuk memastikan situasi. Beberapa hari kemudian, ketua DPC Tabanan GRIB diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun atau melakukan lockdown diri.
"Jadi pihak desa yang meminta untuk tidak melakukan aktivitas di wilayah Tabanan. Untuk memastikan dan meyakinkan kemarin kita buat video yang ramai di media sosial," jelas Budiana.
Video klarifikasi tersebut direkam di Banjar Sanggulan, dengan disaksikan langsung oleh pecalang Desa Adat Sanggulan dan pecalang dari Kabupaten Tabanan.