Inovasi Warga Cilegon: Tungku Sangkrah Ubah Sampah Jadi Produk Bernilai Ekonomi

Di tengah permasalahan sampah yang semakin kompleks, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Gebers di Cibeber, Cilegon, Banten hadir dengan solusi inovatif. Mereka menciptakan sebuah alat pengolahan sampah ramah lingkungan yang diberi nama Tungku Sangkrah. Alat ini bukan sekadar membakar sampah, namun mengubahnya menjadi produk-produk bernilai ekonomi.

Tungku Sangkrah, yang terbuat dari tong bekas, mampu mengolah hingga 100 kilogram sampah organik dan anorganik dalam sekali proses pembakaran. Keunggulan utama dari tungku ini adalah kemampuannya untuk meminimalisir polusi udara. Asap hasil pembakaran tidak langsung dilepaskan ke atmosfer, melainkan dialirkan melalui bak penampung yang berisi tanaman eceng gondok. Eceng gondok berperan sebagai filter alami yang menyerap zat-zat kimia berbahaya dalam asap, sehingga emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan.

Lebih dari itu, proses pembakaran sampah dalam Tungku Sangkrah menghasilkan berbagai produk turunan yang bermanfaat. Di antaranya adalah pupuk padat dan pupuk cair yang dapat digunakan untuk pertanian, arang sebagai bahan bakar alternatif, dan bahkan bahan bakar minyak. Sisa abu pembakaran, atau yang disebut slag, juga tidak terbuang percuma. Masyarakat setempat mengolahnya menjadi paving block yang memiliki kuat tekan K200/cm², berdasarkan hasil uji yang dilakukan bersama PLN Indonesia Power UBP Suralaya.

Ketua KSM Gebers, Salman, mengungkapkan bahwa inovasi ini bermula dari permasalahan sampah yang dihadapi masyarakat. Dengan adanya Tungku Sangkrah, sampah tidak lagi menjadi masalah, melainkan sumber daya yang dapat diolah menjadi produk bernilai. KSM Gebers merasa bangga dapat menjadi bagian dari solusi lingkungan yang konkret dan aplikatif, terlebih sebagai mitra binaan PLN Indonesia Power UBP Suralaya.

Assistant Manager Humas & Comdev PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, Radyan Genta Samodra, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mendukung pengembangan inovasi Tungku Sangkrah. Ia menilai bahwa keberhasilan KSM Gebers membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat dapat menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan.

Salman berharap, teknologi sederhana dan murah ini dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia, sehingga semakin banyak daerah yang mampu mengelola sampah secara bijak dan menghasilkan manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.