Kadin Optimistis Ketahanan Pangan Nasional Terjaga di Tengah Penurunan Harga Beras Global
Penurunan harga beras di pasar global diprediksi tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan petani lokal. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan keyakinannya bahwa stabilitas harga di tingkat petani tetap terjaga berkat kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan.
Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Pangan Kadin Indonesia, Mulyadi Jayabaya, menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pemenuhan kebutuhan beras dalam negeri. "Yang penting kebutuhan kita tercukupi, kita tidak impor (beras) dari luar," ujarnya di Jakarta, Selasa (13/5/2025). Pernyataan ini mengindikasikan optimisme Kadin terhadap kemampuan produksi beras nasional untuk memenuhi permintaan domestik tanpa bergantung pada impor.
Pemerintah sendiri telah menetapkan HPP gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. Perum Bulog memiliki mandat untuk menyerap GKP dari petani minimal sesuai harga tersebut, tanpa memandang kualitas gabah. Kebijakan ini memberikan jaminan pendapatan bagi petani, melindungi mereka dari fluktuasi harga pasar yang mungkin terjadi akibat pengaruh harga beras global.
"Kalau di pasar Rp 14.000 (per kg) turun Rp 13.500, itu sangat wajar. Tapi yang jelas (untuk) petani sekarang adalah punya ketetapan harga Rp 6.500 per kg. Bulog yang beli," jelas Mulyadi. Ia menambahkan bahwa dengan adanya HPP, petani memiliki kepastian harga yang dapat membantu mereka dalam perencanaan produksi dan pengelolaan keuangan.
Kadin juga mengapresiasi keputusan pemerintah untuk tidak melakukan impor beras konsumsi pada tahun ini. Langkah ini dinilai sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mendukung petani lokal dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Mulyadi bahkan berharap, Indonesia ke depannya dapat menjadi negara pengekspor beras.
Penurunan harga beras dunia sendiri dipicu oleh melimpahnya pasokan dari negara-negara Asia, terutama India. India mencabut pembatasan ekspor beras yang diberlakukan sejak 2022, sehingga harga ekspor beras India anjlok ke level terendah dalam 22 bulan. Kondisi serupa juga terjadi di Thailand dan Vietnam, di mana harga beras turun ke titik terendah dalam tiga hingga lima tahun terakhir.
Namun, terlepas dari tren penurunan harga global, Kadin yakin bahwa kebijakan pemerintah yang pro-petani akan mampu menjaga stabilitas harga di tingkat lokal dan memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait situasi ini:
- Harga Beras Dunia Menurun: Dipicu oleh pasokan melimpah dari Asia, terutama India.
- Kebijakan HPP: Pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) Rp 6.500 per kilogram.
- Peran Bulog: Perum Bulog diwajibkan membeli GKP petani minimal Rp 6.500 per kg.
- Tidak Ada Impor: Pemerintah memutuskan tidak mengimpor beras konsumsi tahun ini.
- Optimisme Kadin: Kadin yakin ketahanan pangan nasional terjaga dan petani terlindungi.