Kondisi Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Pasar Cantik, Ciputat, Tangerang Selatan, menjadi sorotan utama akibat dampaknya terhadap kesehatan para pedagang. Tumpukan sampah yang menggunung di area tersebut menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan hingga infeksi kulit.

Zainal Arifin, seorang pedagang sembako berusia 32 tahun, mengungkapkan bahwa dirinya sering mengalami sesak napas dan batuk-batuk sejak masalah sampah ini muncul. Ia juga mengeluhkan banyaknya lalat yang beterbangan di sekitar area pasar. "Sesak napas, batuk itu sudah pasti. Lalatnya juga banyak banget sekarang," ujarnya. Zainal berharap agar Pemerintah Kota Tangerang Selatan segera mengambil tindakan untuk membersihkan tumpukan sampah tersebut, sehingga para pedagang dapat kembali menghirup udara segar dan beraktivitas dengan nyaman.

Senada dengan Zainal, Sulistyowati, pedagang sembako lainnya yang berusia 47 tahun, mengaku pernah mengalami infeksi kulit pada kakinya akibat terpapar air limbah sampah. Ia menceritakan bahwa kakinya mengalami korengan, bisul, gatal, dan bengkak, hingga membuatnya tidak bisa berjalan selama satu minggu. Sulistyowati menjelaskan bahwa air limbah sampah tersebut berwarna hitam pekat dan seringkali masuk ke dalam tokonya, terutama saat hujan deras. Lokasi tokonya yang berdekatan dengan TPS3R Pasar Cantik menyebabkan tidak hanya air lindi yang masuk, tetapi juga belatung.

"Airnya itu hitam, benar-benar hitam. Kemarin pas hujan seharian, air dan belatung sampai masuk ke toko. Saya sampai pakai selang biar airnya ngalir ke jalan, nggak ke toko saya," keluhnya. Kondisi ini tentu sangat mengganggu aktivitas berjualan dan kesehatan para pedagang.

Hingga saat ini, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan belum memberikan komentar terkait permasalahan sampah di TPS3R Pasar Cantik, Ciputat ini. Para pedagang berharap agar pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah sampah ini dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi mereka.