Afrika di Ambang Krisis Pangan: Dampak Perubahan Iklim Ancam Ratusan Juta Jiwa
Benua Afrika menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim yang diperparah oleh aktivitas manusia. Krisis ini tidak hanya mengancam ketahanan pangan, tetapi juga memicu kekurangan air dan menghambat pembangunan sosial-ekonomi di seluruh wilayah.
Menurut laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Afrika baru saja mengalami periode terpanas dalam sejarahnya. Suhu laut yang terus meningkat di Samudra Atlantik dan Laut Mediterania memicu kondisi cuaca ekstrem yang semakin sering dan intens.
Sepanjang tahun lalu, berbagai negara Afrika dilanda serangkaian bencana iklim, termasuk banjir, tanah longsor, siklon, dan kekeringan. Hujan ekstrem menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dan mengakibatkan ratusan korban jiwa di berbagai wilayah. Kekeringan panjang di Zambia menyebabkan pemadaman listrik terburuk dalam sejarah negara itu, mengganggu pasokan listrik ke negara-negara tetangga.
Bencana iklim telah menyebabkan lonjakan jumlah pengungsi internal di Afrika, meningkat enam kali lipat dalam 15 tahun terakhir. Lebih dari 200 juta orang di Afrika terancam kelaparan dan kekurangan gizi ekstrem akibat gangguan pada hasil panen dan nilai lahan pertanian. Produksi pertanian diperkirakan akan menurun secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang, yang akan berdampak besar pada ekonomi benua itu.
Ekonomi Afrika juga sangat terpukul. PDB per kapita diperkirakan akan turun secara signifikan dalam jangka panjang, dengan potensi kerugian nasional yang besar. Pendapatan dari tanaman pangan dapat anjlok, sementara tingkat kemiskinan rumah tangga yang bergantung pada pertanian bisa meningkat secara drastis.
Sekretaris Jenderal WMO menekankan pentingnya sistem peringatan dini dan adaptasi iklim yang ditingkatkan untuk mengatasi tantangan yang semakin kompleks ini. Beberapa negara Afrika mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau dan memprediksi bahaya cuaca lokal dengan lebih akurat. Layanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional (NMHS) memanfaatkan berbagai platform digital untuk menjangkau wilayah terpencil dan memberikan informasi cuaca penting kepada masyarakat.
Nigeria dan Kenya memimpin dalam penggunaan teknologi digital untuk sektor pertanian dan perikanan. Afrika Selatan telah mengembangkan sistem prakiraan cuaca berbasis AI dan radar modern untuk prediksi yang lebih tepat waktu. Hingga saat ini, sejumlah NMHS di Afrika telah meningkatkan infrastruktur digital mereka dengan dukungan WMO, membuka jalan bagi sistem informasi iklim yang lebih kuat dan responsif.