Polemik Proyek Chandra Asri: Dugaan Permintaan Jatah Picu Perhatian Pemerintah dan Kadin

Polemik terkait proyek strategis nasional (PSN) PT Chandra Asri Alkali (CAA) di Cilegon mencuat setelah adanya dugaan permintaan jatah proyek senilai triliunan rupiah dari pengusaha lokal. Isu ini memicu reaksi dari berbagai pihak, mulai dari kepolisian, pemerintah daerah, hingga Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Kepolisian Resor Cilegon telah melakukan mediasi antara pihak CAA, anak perusahaan Chandra Asri Group, dengan perwakilan pengusaha lokal. Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, menyatakan bahwa insiden tersebut lebih disebabkan oleh miskomunikasi antara kedua belah pihak. Ia menekankan komitmen kepolisian untuk menjaga iklim investasi yang kondusif di wilayah Cilegon dan memastikan proyek strategis nasional berjalan lancar.

Gubernur Banten, Andra Soni, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pengusaha yang tergabung dalam Kadin Cilegon. Ia berpendapat bahwa sebagai organisasi resmi, Kadin seharusnya memahami regulasi dan mendukung PSN, bukan justru menghambatnya. Andra Soni juga menyebutkan bahwa Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, telah memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini dan berencana membahasnya lebih lanjut.

Kadin Indonesia pun mengambil langkah proaktif untuk merespons isu ini. Ketua Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyatakan niatnya untuk bertemu langsung dengan para pengusaha di Cilegon yang terlibat dalam permintaan jatah proyek. Ia menekankan pentingnya memahami permasalahan ini secara komprehensif dan tidak hanya berdasarkan informasi yang beredar di media sosial. Selain itu, Kadin juga membentuk tim verifikasi organisasi dan etika untuk mengevaluasi struktur, peran, dan tindakan Kadin Kota Cilegon serta afiliasinya.

Kasus ini bermula dari sebuah video yang viral, yang memperlihatkan perwakilan pengusaha lokal meminta jatah proyek senilai Rp 5 triliun tanpa melalui proses tender. Permintaan tersebut diajukan dalam pertemuan dengan kontraktor asal China, China Chengda Engineering Co., Ltd (CCE), yang merupakan salah satu pelaksana pembangunan pabrik PT CAA. Insiden ini kemudian memicu berbagai reaksi dan menjadi sorotan publik.