Bumbu Instan Nusantara Percepat Proses Masak Katering Haji di Tanah Suci

Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini membawa angin segar bagi para juru masak yang bertugas menyiapkan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia. Pemerintah Indonesia, melalui BPKH Limited, telah mendatangkan 475 ton bumbu instan langsung dari tanah air. Langkah ini menjadi solusi praktis yang sangat membantu dalam mempercepat proses memasak dan menyajikan hidangan bercita rasa otentik Indonesia.

Di salah satu dapur katering, Raghaeb, yang saat ini memproduksi 500 porsi makanan setiap harinya, koki bernama M. Toha mengungkapkan rasa syukurnya. Ia yang telah 15 tahun berkecimpung di dunia kuliner Arab Saudi, merasakan perbedaan signifikan dengan hadirnya bumbu instan ini. "Tahun ini, dengan bumbu instan dari Indonesia, proses produksi menjadi jauh lebih mudah," ujarnya. Ia menambahkan, persiapan memasak yang sebelumnya memakan waktu hingga 5 jam, kini dapat dipersingkat menjadi hanya 3 jam. Bumbu instan yang didatangkan berupa pasta yang dikemas dalam bungkusan plastik, seperti bumbu nasi goreng kampung, sambal, dan kemiri.

Proses pengemasan makanan pun menjadi perhatian utama. Makanan yang baru selesai dimasak segera dimasukkan ke dalam boks saat masih hangat. Setelah dikemas dengan rapi, boks-boks tersebut ditempatkan dalam hot box untuk menjaga suhu makanan tetap ideal hingga saatnya diserahkan kepada jemaah haji. Pada setiap kemasan, tertera keterangan waktu konsumsi yang dianjurkan, seperti makan malam yang sebaiknya dinikmati sebelum pukul 21.00 waktu Arab Saudi untuk menghindari makanan basi.

Lebih lanjut, setiap dapur katering diwajibkan mengirimkan dua sampel makanan ke kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah dan dua sampel ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Langkah ini dilakukan untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga. Petugas akan memeriksa sampel makanan, mulai dari berat porsi, rasa, hingga kondisi makanan secara keseluruhan. Makanan yang tidak memenuhi standar tidak akan didistribusikan kepada jemaah, sebagai upaya menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka.

Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi, Agung Ilham, menegaskan pentingnya pengawasan kualitas makanan ini. "Untuk menjaga kualitas makanan, setiap dapur wajib mengirimkan sampel ke kantor Daker dan KKHI untuk dicek kualitasnya, baik dari segi gramasi, rasa, maupun kondisi makanan," jelasnya.