Stabilisasi Harga Beras Domestik Terjaga di Tengah Fluktuasi Pasar Global

Jaminan Harga dari Pemerintah Lindungi Petani Beras dari Dampak Penurunan Harga Global

Fluktuasi harga beras di pasar global belakangan ini tidak serta merta mempengaruhi stabilitas harga di tingkat petani dalam negeri. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menjadi faktor utama yang melindungi petani dari dampak penurunan harga beras dunia.

Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Pangan Kadin Indonesia, Mulyadi Jayabaya, menyampaikan bahwa dengan adanya HPP, petani memiliki jaminan harga yang stabil untuk gabah mereka. "Kondisi ini memberikan kepastian bagi petani, sehingga mereka tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga di pasar internasional," ujarnya.

Peran Strategis HPP dan Bulog dalam Menjaga Stabilitas Harga

Penetapan HPP gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram oleh pemerintah merupakan langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga di tingkat petani. Perum Bulog memiliki peran penting dalam implementasi kebijakan ini. Bulog diwajibkan untuk membeli gabah petani dengan harga minimal sesuai HPP, terlepas dari kualitas gabah tersebut. Hal ini memberikan kepastian pasar bagi petani dan memastikan mereka mendapatkan harga yang layak untuk hasil panen mereka.

"Dengan adanya HPP, petani memiliki kepastian harga, berapapun harga di pasar Bulog tetap membeli sesuai HPP," tegas Mulyadi.

Apresiasi terhadap Kebijakan Pemerintah dan Optimisme Ketahanan Pangan

Mulyadi juga mengapresiasi langkah pemerintah yang memutuskan untuk tidak melakukan impor beras konsumsi tahun ini. Menurutnya, keputusan ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mendukung petani lokal dan menjaga ketahanan pangan nasional.

"Kebijakan tidak impor ini sangat positif bagi petani. Ini menunjukkan bahwa pemerintah berpihak pada petani dan berupaya untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan," ungkapnya. Mulyadi juga menambahkan, dengan kondisi yang semakin baik, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara pengekspor beras di masa depan.

Kondisi Pasar Beras Global: Penurunan Harga Akibat Surplus Pasokan

Seperti yang diketahui, harga beras dunia mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan ini dipicu oleh melimpahnya pasokan beras dari negara-negara Asia, terutama setelah India mencabut pembatasan ekspor beras yang telah diberlakukan sejak tahun 2022.

Data menunjukkan bahwa harga ekspor beras dari India telah menyentuh level terendah dalam 22 bulan terakhir. Harga beras dari Thailand juga mengalami penurunan ke titik terendah dalam tiga tahun. Sementara itu, pasokan beras dari Vietnam juga menipis hingga level terendah dalam hampir lima tahun.

Beberapa pedagang dan eksekutif industri memprediksi bahwa harga beras dunia akan tetap berada di kisaran terendah hingga akhir tahun ini. Namun, dengan adanya kebijakan HPP dan komitmen pemerintah untuk tidak impor, petani beras di Indonesia tetap dapat merasa aman dan terlindungi dari dampak fluktuasi pasar global.