Monopoli Edisi Bali: Strategi Unik Promosikan Pariwisata Berkelanjutan dan Budaya Lokal
Peluncuran edisi khusus Monopoli yang mengangkat tema Bali telah resmi dilakukan di Ubud, Gianyar. Inisiatif ini menandai terobosan baru dalam promosi pariwisata yang berfokus pada pelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggandeng perusahaan pembuat Monopoli untuk merealisasikan edisi spesial ini. Proses kurasi lokasi-lokasi ikonik di Bali yang akan dimasukkan dalam papan permainan memakan waktu sekitar 18 bulan. Tujuannya adalah untuk memastikan representasi yang merata dari berbagai destinasi wisata di seluruh penjuru pulau, tidak hanya terpusat di satu area.
Menurut Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini, Monopoli edisi Bali tidak sekadar memperkenalkan tempat-tempat menarik. Lebih dari itu, permainan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran pemain tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, alam, dan budaya Bali. Mekanisme permainan pun disesuaikan untuk mencerminkan hal ini. Contohnya, pemain akan dikenakan "biaya restorasi" saat mengambil kartu tertentu, atau diwajibkan melakukan "kegiatan membersihkan pantai" sebagai bagian dari tanggung jawab sosial.
Objek wisata yang terpilih untuk menghiasi papan Monopoli edisi Bali antara lain:
- Sungai Ayung
- Tirta Empul
- Tirta Gangga
- Gunung Batur
- Subak Jatiluwih
Selain itu, kuliner khas Bali seperti nasi goreng dan ayam betutu juga turut dipromosikan sebagai bagian dari pengalaman wisata.
Ayu Marthini menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan simbiosis mutualisme. Pemerintah Indonesia tidak mengeluarkan anggaran khusus untuk proyek ini. Kemenparekraf mendapatkan promosi gratis berskala global, sementara perusahaan Monopoli berpotensi meningkatkan penjualan produknya.
Diharapkan, Monopoli edisi Bali dapat meningkatkan brand awareness Pulau Dewata sebagai destinasi wisata unggulan. Dengan seringnya dimainkan oleh berbagai kalangan usia, diharapkan para pemain akan semakin familiar dengan keindahan alam dan kekayaan budaya Bali, sehingga mendorong mereka untuk berkunjung dan berkontribusi pada pelestariannya.