Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia Berjuang di Tengah Minimnya Lapangan Kerja

Setiap tahun, ribuan sarjana baru memasuki pasar kerja di Indonesia, membawa harapan untuk meraih karir yang sukses. Namun, realitas yang dihadapi seringkali jauh dari harapan. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda berbagai sektor industri dan banyaknya perusahaan yang terpaksa menutup operasional, menciptakan persaingan ketat bagi para lulusan baru.

Seorang lulusan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan pengalamannya dalam mencari pekerjaan. Setelah lulus, ia bertekad untuk segera mendapatkan pekerjaan yang stabil. Namun, proses pencarian kerja ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Berbagai platform pencarian kerja daring seperti LinkedIn dan Jobstreet telah dicoba, namun belum membuahkan hasil.

Salah satu tantangan utama adalah ketidakseimbangan antara jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia dengan jumlah pencari kerja. Jumlah lowongan yang terbatas diperparah dengan persyaratan yang semakin ketat dari perusahaan. Kondisi ini semakin mempersulit para lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.

Data menunjukkan bahwa setiap tahunnya, sekitar 3 juta lapangan pekerjaan tersedia, namun ada sekitar 4 juta orang yang memasuki pasar kerja. Angka ini belum termasuk jumlah pekerja yang terkena PHK dan harus bersaing dengan para lulusan baru.

Azam, seorang pengamat ekonomi, menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Pemerintah diharapkan tidak hanya fokus pada penanganan PHK, tetapi juga berupaya menciptakan lapangan pekerjaan baru. Ia menyoroti bahwa masalah PHK bukan hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara lain seperti Singapura. Namun, Singapura telah mempersiapkan para pekerjanya dengan memberikan pelatihan-pelatihan sebelum terjadi PHK.

Kepala Badan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, mengungkapkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia saat ini mencapai sekitar 7 juta orang. Setiap tahunnya, jumlah angkatan kerja terus bertambah. Pemerintah telah menginisiasi pusat pasar kerja sebagai wadah untuk mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan karyawan. Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan untuk memberikan pelatihan kepada 1 juta orang melalui program-program pelatihan yang ada.