Tragedi Ledakan Garut: Kisah Haru Ilmansyah Selamat Berkat Perintah Terakhir Sang Kakak

Tragedi ledakan di lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Cibalong, Garut menyisakan duka mendalam dan kisah-kisah pilu. Di balik peristiwa nahas yang menewaskan 13 orang tersebut, terdapat cerita tentang Ilmansyah (26), seorang warga Kampung Cimerak yang selamat dari maut berkat permintaan terakhir dari kakaknya, Yusrizal (48), yang akrab disapa Iyus.

Ilmansyah dan Iyus, bekerja bersama sebagai tenaga bantuan dalam proses pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai bersama personel TNI AD. Nasib berkata lain, beberapa saat sebelum ledakan dahsyat terjadi, Iyus meminta Ilmansyah untuk mengambil air ke laut. Permintaan itu menjadi penyelamat bagi Ilmansyah, meski harus dibayar dengan nyawa sang kakak.

"Saat kejadian, saya sedang mengambil air ke laut atas perintah kakak. Saya masih melihatnya saat itu. Tiba-tiba, ledakan besar terjadi," ungkap Ilmansyah dengan nada pilu, seperti dikutip dari berbagai sumber. Ia berteriak memanggil kakaknya, "A Iyus di mana? A Iyus di mana?", namun tak ada jawaban.

Ketika kembali dari mengambil air, Ilmansyah mendapati seluruh rekannya, termasuk sang kakak, menghilang. Suasana di lokasi ledakan sangat mencekam. Belakangan, ia mengetahui bahwa mereka terhempas akibat ledakan.

Dalam kondisi syok berat, Ilmansyah mencoba mencari teman-temannya di area parkir mobil, namun tak seorang pun ditemukan selamat. Pemandangan mengerikan dengan serpihan tubuh berserakan di sekitarnya membuatnya histeris.

Beruntung, Ilmansyah berhasil menjauh dari lokasi ledakan dan mendapatkan pertolongan dari warga sekitar. Ia menyadari bahwa tugas yang diberikan kakaknya, untuk mengisi tandon air, secara tidak langsung telah menyelamatkan hidupnya.

"Tugas saya hanya mengisi tandon air di lokasi. Itu yang menyelamatkan saya," ujarnya dengan suara lirih.

Meski selamat secara fisik, Ilmansyah mengalami trauma mendalam akibat kejadian tragis tersebut. Kehilangan kakaknya dan teman-teman satu timnya meninggalkan luka yang sulit disembuhkan.

"Trauma, iya. Saya masih syok jika melihat orang bersedih," tuturnya singkat.

Pendampingan Psikologis bagi Korban

Pemerintah Kabupaten Garut memberikan perhatian khusus terhadap kondisi psikologis para korban selamat dan keluarga korban meninggal. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut telah menerjunkan tim khusus untuk memberikan pendampingan psikologis (trauma healing).

"Kami telah mengerahkan sembilan orang. Kami akan mendampingi mereka dalam proses trauma healing," jelas Kepala DPPKBPPPA Garut, Yayan Waryana, menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani dampak psikologis dari tragedi ini.