Pelaku Pelecehan Penari Jathil di Ponorogo Diberi Sanksi Sosial Unik
Insiden pelecehan yang menimpa seorang penari jathil Reog Ponorogo di Desa Tugurejo, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, berbuntut panjang. Kendati telah terjadi mediasi antara pelaku, Djemono, dan korban, Nuzulul, sanksi sosial tetap diberlakukan sebagai bentuk pembinaan dan efek jera.
Peristiwa yang sempat viral di media sosial itu bermula ketika Djemono, dalam kondisi mabuk, melakukan tindakan tidak senonoh terhadap Nuzulul saat pertunjukan Reog berlangsung. Video yang merekam kejadian itu memicu kemarahan publik dan memicu berbagai reaksi dari tokoh seni dan masyarakat Ponorogo.
Sanksi Unik dari Tokoh Seni Reog
Alih-alih menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak berwajib, tokoh seni Reog Ponorogo, Hari Purnomo atau Mbah Pur, mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Setelah melakukan mediasi, Mbah Pur menjatuhkan sanksi sosial yang unik kepada Djemono.
Sanksi tersebut berupa kewajiban bagi Djemono untuk menjadi petugas keamanan setiap kali ada pagelaran Reog, khususnya di wilayah Sawoo. Tugasnya adalah memastikan tidak ada lagi penonton yang bertindak tidak senonoh atau mengganggu jalannya pertunjukan.
"Setiap ada kesenian Reog yang tampil, khususnya di Sawoo, kamu harus hadir. Saya hukum kamu jadi pengaman. Kalau ada yang berbuat tidak senonoh, kamu yang mengatasi," tegas Mbah Pur.
Sanksi ini tidak hanya bertujuan untuk menghukum pelaku, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan pembelajaran bagi Djemono agar lebih menghargai seni dan seniman Reog Ponorogo. Selain itu, sanksi ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi masyarakat agar tidak melakukan tindakan serupa di kemudian hari.
Korban Memaafkan dan Berkomitmen Melestarikan Reog
Nuzulul, korban pelecehan, mengaku telah memaafkan Djemono. Meski masih merasakan trauma, ia berkomitmen untuk terus melestarikan seni Reog Ponorogo sebagai penari jathil.
"Jathil lainnya tidak usah takut, karena kita pelestari budaya dan pelestari itu dilindungi. Kejadian ini bisa menjadi pembelajaran kita semua," ujar Nuzulul.
Pelaku Mengakui Kesalahan dan Meminta Maaf
Djemono, di hadapan Mbah Pur, mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Nuzulul serta seluruh seniman Reog Ponorogo. Ia mengaku bahwa tindakannya dipengaruhi oleh minuman keras.
"Saya ceroboh, saya minta maaf. Saya tidak kontrol karena pengaruh miras. Saya juga minta maaf kepada seluruh seniman Reog Ponorogo dan saya berjanji tidak mengulangi kembali," kata Djemono.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya menghormati seni dan seniman, serta menjaga ketertiban dan kesopanan saat menonton pertunjukan seni tradisional. Sanksi sosial yang diberikan kepada pelaku diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.