Tantangan Dunia Kerja: Mengapa Angka Pengangguran di Kalangan Generasi Muda Meningkat?

Fenomena pengangguran di kalangan anak muda menjadi isu global yang juga dialami Indonesia. Raden Pardede, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengakui bahwa angka pengangguran di kalangan generasi muda masih cukup tinggi.

Salah satu faktor yang diduga berkontribusi terhadap kondisi ini adalah pandemi Covid-19. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan selama pandemi dinilai berdampak pada kualitas keterampilan yang diperoleh siswa dan mahasiswa. Akibatnya, ketika memasuki dunia kerja, mereka menghadapi persaingan ketat dengan tenaga kerja yang lebih berpengalaman.

Perusahaan cenderung memilih kandidat yang sudah memiliki pengalaman kerja karena dianggap lebih siap dan tidak memerlukan pelatihan intensif. Hal ini menjadi tantangan besar bagi lulusan baru yang ingin memasuki pasar kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan angka pengangguran sebesar 1,11 persen secara tahunan. Pada Februari 2025, jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang, meningkat sekitar 83.450 orang dibandingkan dengan Februari 2024. Data ini menunjukkan bahwa masalah pengangguran di Indonesia, khususnya di kalangan anak muda, memerlukan perhatian serius dan solusi yang komprehensif.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi angka pengangguran :

  • Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan kurangnya pelatihan tatap muka.
  • Kualitas keterampilan lulusan baru yang belum memadai.
  • Preferensi perusahaan terhadap tenaga kerja berpengalaman.
  • Kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di lembaga pendidikan dengan kebutuhan industri.
  • Kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan dan kesempatan pengembangan karir.