Spesies Kadal Buta Endemik Ditemukan di Pulau Buton, Diidentifikasi Sebagai Spesies Baru

Pulau Buton, Sulawesi Tenggara kembali mencuri perhatian dunia ilmu pengetahuan dengan penemuan spesies kadal buta baru yang bersifat endemik. Tim peneliti dari berbagai institusi, baik dalam maupun luar negeri, berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies yang termasuk dalam genus Dibamus ini.

Kolaborasi lintas negara ini melibatkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut de Systématique, Évolution et Biodiversité (ISYEB) Prancis, serta University of Melbourne, Australia. Hasil kerja sama yang intensif ini membuahkan penemuan yang signifikan bagi pemahaman keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di wilayah Wallacea.

Spesies baru ini diberi nama Dibamus oetamai, sebuah penghormatan tulus kepada almarhum Jakob Oetama, tokoh pers nasional yang memiliki andil besar dalam perkembangan dunia jurnalisme di Indonesia. Nama ini dipilih sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi beliau dalam menyebarkan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat.

Dibamus oetamai memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies Dibamus lainnya. Kadal ini hidup di bawah tanah (fosorial) dan memiliki tubuh menyerupai cacing. Matanya mengalami reduksi (degenerasi), dan individu betina tidak memiliki kaki. Sementara itu, kadal jantan memiliki kaki vestigial, yaitu kaki yang bentuknya mengecil dan menyerupai lipatan kecil.

Menurut Awal Riyanto, Peneliti Ahli Madya dari BRIN, genus Dibamus tersebar luas di wilayah Asia Tenggara hingga Papua Nugini. Namun, karena gaya hidupnya yang tersembunyi dan sulit ditemukan, masih banyak spesies dalam genus ini yang belum dipelajari secara mendalam.

Semula, spesies ini diduga merupakan bagian dari Dibamus novaeguineae, yang dikenal tersebar di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Akan tetapi, analisis morfologi dan biogeografi yang cermat terhadap spesimen museum dan data publikasi ilmiah menunjukkan bahwa populasi Dibamus di Pulau Buton memiliki karakteristik unik. Perbedaan signifikan terletak pada pola sisik di kepala dan warna tubuh yang khas.

Ciri-ciri morfologis Dibamus oetamai:

  • Panjang tubuh maksimum (dari moncong hingga kloaka) mencapai 145,7 mm.
  • Susunan sisik kepala tanpa sutur rostral medial dan lateral.
  • Ukuran sisik frontal lebih besar dibandingkan frontonasal.
  • Keberadaan dua hingga tiga pita terang pada tubuh.

Kadal buta ini hanya ditemukan di hutan hujan muson Pulau Buton pada ketinggian di bawah 400 meter di atas permukaan laut. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal TAPROBANICA pada 25 April 2025.

Nama lokal yang diusulkan untuk spesies ini adalah Kadal Buta Buton, yang secara jelas menunjukkan identitas geografisnya. Penemuan Dibamus oetamai menegaskan potensi pulau-pulau kecil seperti Buton sebagai habitat bagi spesies unik yang berevolusi secara terisolasi, sekaligus memperkaya keanekaragaman hayati Indonesia.