Harga Beras di Jepang Terkoreksi Setelah Empat Bulan Merangkak Naik

Kabar baik bagi konsumen di Jepang, harga beras akhirnya menunjukkan tren penurunan setelah mengalami kenaikan selama lebih dari empat bulan. Kementerian Pertanian Jepang mengumumkan penurunan harga rata-rata beras untuk pertama kalinya dalam 18 minggu terakhir, memberikan sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran terkait ketersediaan pangan.

Berdasarkan data terbaru, harga 5 kilogram beras kini berada di angka 4.214 yen, atau sekitar Rp 473 ribu. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 19 yen dibandingkan minggu sebelumnya. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa harga beras saat ini masih dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan harga ini menjadi perhatian utama pemerintah Jepang, karena beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat di sana.

Penurunan harga ini terjadi di tengah laporan mengenai penurunan stok beras secara signifikan. Kementerian Pertanian Jepang mencatat bahwa stok beras yang dimiliki oleh berbagai pihak, termasuk koperasi pertanian dan distributor besar, telah menyusut lebih dari 300.000 ton dibandingkan tahun lalu. Penurunan stok ini berdampak pada ketersediaan beras di pasaran, yang pada gilirannya memengaruhi harga.

Kondisi ini diperparah dengan penurunan jumlah beras yang dijual ke supermarket dan toko-toko lainnya. Beberapa rak di toko yang biasanya dipenuhi dengan beras, kini diisi dengan produk alternatif seperti campuran pancake. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mungkin mulai beralih ke produk lain sebagai pengganti beras.

Dampak dari penurunan pasokan beras juga dirasakan oleh sekolah-sekolah di Jepang. Di sebuah kota di Prefektur Osaka, pemerintah setempat memutuskan untuk mengurangi frekuensi penyajian beras dalam makan siang sekolah. Jika sebelumnya beras disajikan tiga kali seminggu, kini hanya akan disajikan dua kali seminggu. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap keterbatasan pasokan beras yang tersedia.

Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab penurunan pasokan beras. Suhu tinggi yang ekstrem pada musim panas tahun lalu dan peningkatan permintaan akibat lonjakan pariwisata asing menjadi faktor utama. Kondisi cuaca yang buruk dapat merusak tanaman padi, sementara peningkatan jumlah wisatawan asing meningkatkan konsumsi beras secara keseluruhan.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan pasokan beras di pasar. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melepaskan 312.000 ton cadangan beras. Diharapkan dengan langkah ini, distribusi beras di pasar dapat berjalan lebih lancar dan harga dapat lebih stabil. Pemerintah Jepang terus memantau situasi dan akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut jika diperlukan untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat.