Dedi Mulyadi Soroti Ketergantungan Digital Generasi Muda: Ancaman Kelemahan Fisik dan Kognitif

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan kekhawatiran mendalam mengenai potensi lost generation di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat. Kekhawatiran ini dipicu oleh dominasi teknologi digital yang berlebihan di kalangan generasi muda.

Maraknya penggunaan perangkat digital, terutama smartphone, di kalangan anak-anak dan remaja, menjadi sorotan utama. Kecanduan game online dianggap sebagai salah satu manifestasi negatif dari fenomena ini. Dedi Mulyadi tidak menampik adanya manfaat positif dari ruang digital, terutama bagi mereka yang memanfaatkannya untuk kegiatan produktif, seperti aktivitas ekonomi. Akan tetapi, ia menekankan bahwa dampak negatifnya, jika tidak diatasi, dapat mengancam masa depan bangsa.

Dalam pandangannya, Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Di negara-negara tersebut, anak-anak sekolah terbiasa dengan aktivitas fisik dan pelatihan otak yang intensif. Dedi Mulyadi khawatir bahwa generasi muda Indonesia, yang terlalu terpaku pada dunia digital, akan mengalami kelemahan fisik dan penurunan kemampuan kognitif.

"Saya khawatir ada lost generation, secara fisik lemah, badannya tidak sehat, secara otak lemah karena dia sudah terpapar," ujar Dedi Mulyadi saat Sosialisasi PP Tunas dan Literasi Digital untuk Anak dan Remaja bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Viada Hafid di SMA Negeri 2 Purwakarta, Rabu (14/5/2025).

Ia mengingatkan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia, dari mineral hingga kelautan, berpotensi dikuasai oleh bangsa lain jika generasi mudanya tidak dipersiapkan dengan baik. Mabuk digital dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang menjadi ancaman serius yang dapat menghambat kemajuan bangsa.

Dedi Mulyadi menekankan pentingnya kegiatan manual dalam proses pembelajaran, seperti berhitung, menggambar dengan penggaris, dan berjalan kaki ke sekolah. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk melatih otak dan mengembangkan kemampuan kognitif.

Ia juga menyinggung tentang siswa yang mengikuti pendidikan khusus remaja di Jawa Barat, termasuk 39 siswa di Purwakarta. Mereka tidak hanya terlibat dalam tawuran dan penyalahgunaan obat-obatan, tetapi juga terjerat dalam penggunaan digital yang berlebihan. Kecanduan game online hingga larut malam mengganggu aktivitas sekolah dan bahkan memicu perilaku melawan orang tua.

Berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikan Dedi Mulyadi:

  • Kekhawatiran lost generation: Dominasi digital dapat menyebabkan kelemahan fisik dan penurunan kemampuan kognitif pada generasi muda.
  • Persaingan global: Indonesia harus mempersiapkan generasi mudanya untuk bersaing dengan negara-negara lain yang lebih maju.
  • Pentingnya kegiatan manual: Melatih otak melalui kegiatan manual dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
  • Pendidikan khusus remaja: Program pendidikan khusus remaja bertujuan untuk mengatasi masalah tawuran, penyalahgunaan obat-obatan, dan kecanduan digital.

Dengan demikian, Dedi Mulyadi menyerukan tindakan nyata untuk mengatasi masalah ketergantungan digital di kalangan generasi muda. Ia berharap agar generasi muda Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital secara bijak dan produktif, serta tetap menjaga kesehatan fisik dan kemampuan kognitif mereka.