Oknum Bintara Polda Sulsel Diduga Terlibat Kecurangan Ujian Casis dengan Bantuan Teknologi
Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah menindaklanjuti dugaan keterlibatan sejumlah oknum bintara dalam praktik kecurangan saat ujian penerimaan calon siswa (casis) Bintara Polri di Makassar.
Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel sedang melakukan investigasi mendalam terkait dugaan tersebut. Kombes Zulham Effendy, Kabid Propam Polda Sulsel, mengungkapkan bahwa oknum-oknum bintara tersebut diduga bertindak sebagai pengawas ujian dan memanfaatkan teknologi, termasuk aplikasi Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT dan mesin pencari Google, untuk memberikan jawaban kepada para casis.
"Petugas pengawas ujian akademik yang bekerja sama dengan casis. Anggota tersebut sudah diproses dan akan dikenakan sanksi disiplin atau kode etik," ujar Kombes Zulham. Ia menambahkan bahwa beberapa casis yang terbukti menerima bantuan telah didiskualifikasi dari proses seleksi.
Modus operandi yang dilakukan oleh oknum bintara tersebut adalah dengan mencari jawaban ujian melalui aplikasi ChatGPT dan Google. Jawaban yang diperoleh kemudian diberikan kepada casis yang telah bekerja sama dengan mereka. Kombes Zulham menegaskan bahwa tindakan ini merupakan pelanggaran serius dan akan ditindak tegas.
Saat ini, Propam Polda Sulsel masih mendalami lebih lanjut kasus ini, termasuk dugaan adanya imbalan atau tarif yang dipatok oleh oknum bintara kepada casis yang dibantu. Kombes Zulham membenarkan adanya indikasi kesepakatan antara pengawas ujian dari kalangan bintara Polri dengan para casis.
"Saat ini kami masih dalami apakah ada imbalan yang diterima oleh oknum tersebut, yang pasti ada komitmen, ada deal-deal antara casis dan pengawas ujian," ungkap Kombes Zulham. Pihaknya berjanji akan mengungkap secara tuntas kasus ini dan menindak tegas semua pihak yang terlibat.
Kasus ini menjadi sorotan karena mencoreng integritas proses seleksi penerimaan anggota Polri. Pemanfaatan teknologi seperti ChatGPT dalam praktik kecurangan ujian juga menjadi perhatian serius, mengingat potensi penyalahgunaannya dalam berbagai bidang. Polda Sulsel berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan mencegah praktik-praktik serupa di masa mendatang.