Ratusan Sejarawan dan Arkeolog Terlibat dalam Proyek Pembaruan Sejarah Nasional
Kementerian Kebudayaan tengah menginisiasi sebuah program ambisius: penulisan ulang sejarah Republik Indonesia. Proyek ini melibatkan lebih dari seratus pakar sejarah dan arkeologi, termasuk nama-nama besar dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia.
Profesor Susanto Zuhdi, Guru Besar Sejarah dari Universitas Indonesia, didapuk sebagai ketua tim dalam proyek besar ini. Beliau mengungkapkan bahwa timnya terdiri dari sekitar 120 orang ahli. Proyek ini, yang telah berjalan sejak Januari 2025, saat ini telah mencapai tahap signifikan.
Dalam prosesnya, Profesor Zuhdi tidak bekerja sendiri. Beliau didampingi oleh dua sejarawan senior lainnya sebagai editor umum: Profesor Singgih Tri Sulistiyono dari Universitas Diponegoro dan Profesor Jajat Burhanuddin dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketiganya bertanggung jawab dalam merumuskan kerangka acuan yang menjadi landasan bagi penulisan ulang sejarah ini.
Menurut Profesor Zuhdi, setelah kerangka acuan selesai dirumuskan, tugas selanjutnya adalah menyerahkannya kepada 20 editor jilid. Nantinya, sejarah Indonesia akan disajikan dalam 10 jilid buku. Saat ini, proses penulisan telah mencapai 60-70 persen.
Proyek ini tidak hanya melibatkan sejarawan, tetapi juga para arkeolog, terutama untuk periode-periode awal sejarah Indonesia. Keterlibatan para ahli dari berbagai bidang ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan akurat.
Buku sejarah versi terbaru ini akan mencakup periode prasejarah hingga era kontemporer. Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, serta interaksi budaya dengan dunia luar, juga akan menjadi bagian penting dari narasi sejarah yang baru ini.
Profesor Zuhdi menekankan bahwa penulisan ulang sejarah ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jujur tentang perjalanan bangsa Indonesia, termasuk suka dan dukanya. Sejarah, menurutnya, adalah cermin yang dapat membantu bangsa Indonesia untuk maju.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa narasi sejarah versi terbaru ini rencananya akan dirilis pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Versi terbaru ini akan mencakup periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi), yang belum tercakup dalam penulisan sejarah sebelumnya.
Fadli Zon menjelaskan bahwa penulisan ulang sejarah ini dilakukan karena sejarah nasional terakhir kali ditulis pada era sebelum Presiden SBY. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembaruan dan penambahan informasi untuk mencakup periode-periode setelahnya.
Penulisan ulang sejarah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang perjalanan bangsa Indonesia, serta memperkuat identitas nasional.
Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan:
- Inisiasi Proyek: Kementerian Kebudayaan menginisiasi penulisan ulang sejarah Republik Indonesia.
- Tim Ahli: Proyek melibatkan sekitar 120 sejarawan dan arkeolog.
- Ketua Tim: Profesor Susanto Zuhdi dari Universitas Indonesia memimpin proyek ini.
- Editor Umum: Profesor Singgih Tri Sulistiyono dan Profesor Jajat Burhanuddin bertindak sebagai editor umum.
- Cakupan Sejarah: Buku sejarah akan mencakup periode prasejarah hingga era kontemporer.
- Tujuan: Memberikan gambaran yang jujur tentang perjalanan bangsa dan memperkuat identitas nasional.
- Rilis: Narasi sejarah versi terbaru direncanakan akan dirilis pada 17 Agustus 2025.
- Inklusi Periode: Akan mencakup periode pemerintahan Presiden SBY dan Jokowi.