DPR RI Tegaskan Dukungan Solid untuk Kemerdekaan Palestina di Forum PUIC
Dua anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Verrell Bramasta dan Surya Utama (Uya Kuya), secara aktif menyuarakan dukungan penuh Indonesia bagi kemerdekaan Palestina dalam forum Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC). Konferensi yang menghimpun parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ini menjadi wadah penting untuk memperkuat solidaritas internasional.
Dalam sesi Pertemuan Komite Tetap Khusus Urusan Politik dan Hubungan Luar Negeri PUIC yang berlangsung di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Verrell Bramasta menekankan pentingnya persatuan negara-negara Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Ia meyakini bahwa Indonesia, dengan populasi besar dan kekuatan kolektifnya, dapat memberikan kontribusi signifikan melalui forum parlemen OKI.
"Esensi dari parlemen itu kan dari kata parle, berbicara, jadi kita menyuarakan yang baik untuk forum seperti ini, dan sekarang di sosial media sebagai pilar kelima dari demokrasi kita menyuarakan untuk saudara-saudara kita yang ada di Palestina," jelas Verrell.
Uya Kuya menambahkan bahwa dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina merupakan sikap yang konsisten sejak era Presiden Sukarno. Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memberikan solidaritas dan dukungan hingga tujuan akhir, yaitu kemerdekaan Palestina, tercapai.
Rangkaian kegiatan PUIC ke-19 mencakup berbagai sesi diskusi yang membahas isu-isu krusial seperti:
- Palestina dan Minoritas Muslim
- Dialog Peradaban dan Agama
- Ekonomi dan Lingkungan
- Hak Asasi Manusia, Perempuan, dan Keluarga
Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, yang memimpin sesi tersebut, mengapresiasi semangat kemanusiaan dan solidaritas yang ditunjukkan oleh para delegasi. Ia menekankan pentingnya mentransformasikan semangat tersebut menjadi aksi nyata, tidak hanya bagi kelompok Muslim, tetapi juga bagi kelompok minoritas non-Muslim.
Hasil dari forum ini akan dirumuskan menjadi rekomendasi resolusi PUIC ke-19 yang akan diberi nama Jakarta Declaration. Selain itu, dibahas pula 10 resolusi terkait isu minoritas. Fokus utama komite political and foreign affair adalah membahas berbagai isu, mulai dari Palestina hingga isu minoritas. Terdapat tiga isu utama terkait Palestina yang dibahas, yaitu:
- Kondisi terkini Palestina
- Bantuan kemanusiaan untuk Palestina
- Dampak konflik terhadap negara-negara tetangga seperti Yordania, Mesir, dan Lebanon.
Diskusi yang konstruktif telah menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi di lapangan, serta langkah-langkah diplomasi yang perlu diambil. Semangat kemanusiaan dan solidaritas sangat terasa di antara para perwakilan yang hadir.