SBY: Optimisme di Tengah Tantangan Ekonomi, Pemerintahan Prabowo Diminta Terapkan Strategi Tepat
SBY: Optimisme di Tengah Tantangan Ekonomi, Pemerintahan Prabowo Diminta Terapkan Strategi Tepat
Dalam sebuah acara bedah buku di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, Minggu (9/3/2024), Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan optimismenya terhadap kemampuan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi tantangan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. SBY menekankan bahwa meskipun terdapat tantangan, pemerintahan saat ini memiliki sumber daya politik dan ekonomi yang memadai untuk mengatasi situasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi nasional.
SBY menarik analogi dari pengalamannya memimpin Indonesia di awal masa pemerintahan. Ia menggambarkan tantangan ekonomi yang dihadapi saat itu, yang ditandai dengan rendahnya investasi. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya investasi tersebut diidentifikasi sebagai kurangnya stabilitas sosial, iklim investasi yang buruk, ketidakpastian hukum, dan infrastruktur yang belum memadai. “Mengapa investasi rendah? Karena situasi kita waktu itu tidak ada keamanan, tidak ada stabilitas sosial, iklim investasi buruk, tidak ada kepastian hukum, kurangnya infrastruktur,” ungkap SBY di hadapan para mahasiswa Indonesia dan akademisi Jepang. Ia bahkan mengingat betapa sulitnya menarik investor dalam kondisi tersebut, menggambarkannya sebagai "Investment climate was so poor. Siapa mau investasi di Indonesia? Yang ada capital outflow, rupiah terguncang." Namun, SBY menegaskan bahwa dengan strategi yang tepat, Indonesia berhasil mengatasi keterpurukan ekonomi saat itu.
Lebih lanjut, SBY menyoroti empat faktor kunci yang menurutnya krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keempat faktor tersebut adalah:
- Peningkatan Konsumsi Rumah Tangga: SBY menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sulit dicapai jika angka pengangguran tinggi dan daya beli masyarakat rendah. “Kalau pengangguran banyak, PHK terjadi, daya beli rendah, tidak akan ada pertumbuhan,” tegasnya.
- Efektivitas Belanja Pemerintah: Penggunaan anggaran negara harus dikelola secara efektif dan efisien, sehingga memberikan dampak langsung pada perekonomian. SBY menekankan pentingnya menjaga "government spending yang efektif."
- Neraca Perdagangan yang Sehat: SBY mengingatkan pentingnya memastikan nilai ekspor tetap lebih tinggi daripada impor untuk menjaga stabilitas ekonomi. “Ekspor harus mengalir, jangan lebih tinggi impornya dibanding ekspornya,” katanya.
- Iklim Investasi Kondusif: Menciptakan iklim investasi yang menarik sangat penting untuk keberhasilan hilirisasi dan industrialisasi. Hal ini akan mendorong masuknya investasi asing dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
SBY mengakhiri pidatonya dengan kembali menyampaikan optimismenya terhadap masa depan Indonesia dan mengajak seluruh masyarakat untuk tetap percaya pada potensi negeri ini. Ia menekankan bahwa meskipun ada tantangan, Indonesia tetap memiliki potensi besar untuk mencapai kemajuan ekonomi. “Tetaplah optimis memandang Indonesia. Masa depan bisa saja ada masa-masa mendung, tapi Indonesia adalah negara yang hebat,” pungkasnya. SBY meyakini bahwa pemerintahan Prabowo juga memiliki potensi untuk menerapkan strategi-strategi tepat dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.