Ricuh Negosiasi Proyek Chandra Asri, Kadin Cilegon Sebut Anggotanya Terpancing Emosi
Insiden viral melibatkan seorang anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon yang meminta jatah proyek senilai Rp 5 triliun tanpa melalui proses tender dari PT Chandra Asri Alkali (CAA) berbuntut panjang. Kadin Cilegon memberikan klarifikasi bahwa ucapan tersebut dilontarkan akibat anggotanya terbawa emosi saat bernegosiasi. Kejadian ini bermula dari serangkaian pertemuan antara Kadin Cilegon, investor proyek (PT CAA), dan kontraktor utama proyek senilai Rp 15 triliun.
Wakil Ketua Umum I Kadin Cilegon, Isbatullah Alibasja, mengungkapkan bahwa sebelum insiden yang viral tersebut, Kadin Cilegon telah beberapa kali melakukan pendekatan persuasif kepada PT CAA dan kontraktor utama yang terdiri dari konsorsium Chengda dengan Total Persada, serta PT PP JO dengan Seven Gate Indonesia. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk menjalin komunikasi dan membahas potensi keterlibatan pengusaha lokal dalam proyek tersebut.
Kadin Cilegon, kata Isbatullah, mendukung penuh investasi di Cilegon. Namun, mereka berharap agar pengusaha lokal diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut, sehingga dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perekonomian daerah. Setelah pertemuan awal, muncul kendala komunikasi antara pengusaha lokal dengan PT Chengda selaku kontraktor utama. Diduga akibat perbedaan budaya atau faktor lain yang belum diketahui, komunikasi menjadi tidak efektif. Hal ini mendorong Kadin Cilegon untuk melakukan kunjungan langsung ke lokasi proyek (site) PT Chengda. Tujuan kunjungan tersebut bukanlah untuk menghentikan pekerjaan, melainkan untuk melihat langsung kondisi di lapangan dan menjajaki peluang kerjasama.
Saat tiba di lokasi proyek, rombongan Kadin Cilegon mendapati sejumlah pengusaha dari organisasi lain seperti HIPMI dan HIPPI, serta pengusaha lokal Cilegon lainnya telah berada di sana. Situasi saat itu sudah ramai dan perbincangan berlangsung cukup intens. Kadin Cilegon menilai bahwa komunikasi dengan pihak Chengda tidak berjalan sehat karena perwakilan Chengda selalu berdalih tidak dapat mengambil keputusan tanpa berkoordinasi dengan PT CAA sebagai pemilik proyek. Padahal, menurut Kadin Cilegon, PT CAA telah memberikan arahan kepada Chengda untuk bekerja sama dengan pengusaha lokal. Kondisi saling lempar tanggung jawab ini memicu ketegangan.
Dalam suasana yang kurang kondusif tersebut, terjadi perdebatan antara pengusaha lokal dengan pihak PT Chengda. Kadin Cilegon menyimpulkan bahwa komunikasi yang kurang efektif menjadi pemicu emosi salah satu anggotanya. Ucapan yang viral tersebut dinilai sebagai luapan emosional dan bukan merupakan sikap resmi Kadin Kota Cilegon. Kadin Cilegon menyadari bahwa proyek dengan nilai triliunan rupiah tidak mungkin dilakukan tanpa melalui proses tender atau lelang. Pihaknya menghormati prosedur internal yang berlaku di kontraktor utama terkait mekanisme pelaksanaan pekerjaan. Meski demikian, Kadin Cilegon tetap berharap agar pengusaha lokal diberikan prioritas dalam proyek tersebut, sehingga investasi besar ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Sebelumnya, sebuah video yang diunggah di platform X (Twitter) memperlihatkan pertemuan antara perwakilan Kadin Cilegon dan ormas setempat dengan perwakilan Chengda Engineering Co, kontraktor proyek pembangunan pabrik CA-EDC. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengaku sebagai anggota Kadin Cilegon meminta jatah proyek senilai Rp 5 triliun tanpa melalui proses lelang, dengan alokasi yang jelas untuk Kadin.