Ratusan Siswa di Bogor Alami Keracunan Massal Akibat Program Makan Bergizi Gratis, BGN Ancam Beri Sanksi Penyedia Layanan
Kota Bogor digegerkan dengan kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa sekolah dasar. Diduga kuat, insiden ini disebabkan oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan di sekolah-sekolah tersebut.
Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola, Tigor Pangaribuan, menyatakan akan memberikan teguran keras kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani, penyedia layanan MBG, jika terbukti melakukan kelalaian. SPPG ini bertanggung jawab penuh atas penyediaan dan penyajian menu MBG kepada para siswa.
"Jika ditemukan adanya bahan makanan yang tidak memenuhi standar, misalnya ikan tongkol yang tidak segar, kami akan memberikan teguran keras kepada SPPG," tegas Tigor.
Saat ini, BGN tengah melakukan investigasi mendalam dengan mengambil sampel makanan MBG yang dikonsumsi oleh para siswa. Sampel tersebut akan diuji untuk memastikan apakah makanan tersebut menjadi penyebab keracunan.
"Kami akan mengecek sampel makanan untuk memastikan validitasnya. Apakah benar keracunan ini disebabkan oleh makanan tersebut?" lanjut Tigor.
Guna mencegah terulangnya kejadian serupa, BGN berencana memberikan pelatihan khusus kepada SPPG terkait standar keamanan pangan dan gizi. Selain itu, BGN juga menyatakan bertanggung jawab atas biaya pengobatan seluruh siswa yang menjadi korban keracunan.
"Kami bekerja sama dengan Puskesmas untuk menanggung seluruh biaya pengobatan para siswa," ujar Tigor.
Sementara itu, pihak SPPG Bosowa Bina Insani belum memberikan keterangan resmi terkait kasus keracunan ini, meskipun media telah berupaya menghubungi mereka.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami keracunan akibat MBG telah mencapai 223 orang. Angka ini meningkat setelah adanya laporan tambahan sembilan siswa yang mengalami gejala keracunan pada hari sebelumnya.
"Kami sampaikan update penambahan kasus berdasarkan kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE) di tanggal 12 Mei 2025. Korban yang terdata sebanyak sembilan orang, sehingga total menjadi 223 orang," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno.
Hasil uji laboratorium dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor menunjukkan adanya kandungan bakteri E.coli dan Salmonella dalam sampel makanan MBG yang disediakan oleh SPPG Bosowa Bina Insani. Bakteri tersebut ditemukan pada dua jenis makanan, yaitu:
- Telur ceplok dengan bumbu barbeque
- Tumis tahu dan tauge
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menjelaskan bahwa bakteri-bakteri tersebut terdeteksi pada telur ceplok yang menggunakan bumbu barbeque, serta pada tumis tauge dan tahu yang terindikasi mengandung Salmonella.