Dedi Mulyadi Kaitkan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Sekolah dengan Upaya Redam Jeratan Pinjaman Online
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengemukakan pandangannya mengenai kebijakan pembatasan kegiatan sekolah seperti wisuda, study tour, dan perpisahan sekolah. Menurutnya, langkah ini merupakan upaya strategis untuk mengatasi permasalahan yang lebih besar, yaitu tingginya tingkat konsumsi pinjaman online (pinjol) di kalangan masyarakat Jawa Barat.
Dalam kunjungannya ke SMAN 2 Purwakarta bersama Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, Dedi Mulyadi mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena pinjol yang semakin meresahkan. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data yang ada, Jawa Barat menduduki peringkat teratas dalam hal konsumsi pinjol. Ironisnya, sebagian besar dana pinjaman tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya kurang mendesak, seperti pembelian gadget mewah, pembayaran cicilan motor, hingga membiayai acara perpisahan sekolah yang cenderung berlebihan.
"Banyak orang mencari jalan pintas dengan meminjam uang secara online," ujarnya. Dedi Mulyadi menyadari betul bahwa sebagai seorang gubernur, ia tidak memiliki kapasitas untuk mengawasi secara langsung perilaku konsumtif 50 juta penduduk Jawa Barat yang memiliki akses ke teknologi digital. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya perubahan budaya sosial yang mendalam.
Menurutnya, mentalitas "yang penting kelihatan kaya, meskipun harus berutang" telah mengakar kuat di masyarakat. Perilaku inilah yang menjadi salah satu pemicu utama terjeratnya masyarakat dalam lingkaran pinjol. Dedi Mulyadi meyakini bahwa upaya untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan konsumsi masyarakat membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan peraturan gubernur (Pergub) yang mengatur tentang penggunaan gadget dan digitalisasi yang aman bagi anak-anak. Pergub ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi para orang tua dan pendidik dalam mendampingi anak-anak agar terhindar dari dampak negatif teknologi digital, termasuk risiko terjerat pinjol. Sosialisasi mengenai Pergub ini dilakukan secara masif melalui berbagai platform digital, termasuk akun media sosial pribadi Gubernur.
Berikut adalah poin-poin yang ditekankan Dedi Mulyadi:
- Pembatasan kegiatan sekolah: Wisuda, study tour, dan perpisahan sekolah dibatasi untuk mengurangi tekanan biaya pada orang tua.
- Tingginya konsumsi pinjol: Jawa Barat menduduki peringkat teratas dalam hal konsumsi pinjol.
- Penggunaan dana pinjol: Sebagian besar dana pinjol digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, bukan kebutuhan produktif.
- Perubahan budaya sosial: Mentalitas "yang penting kelihatan kaya, meskipun harus berutang" perlu diubah.
- Pergub tentang penggunaan gadget: Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan Pergub yang mengatur tentang penggunaan gadget yang aman bagi anak-anak.
Dedi Mulyadi berharap bahwa dengan adanya kebijakan pembatasan kegiatan sekolah, perubahan budaya sosial, dan regulasi yang jelas mengenai penggunaan gadget, masyarakat Jawa Barat dapat terhindar dari jeratan pinjol dan memiliki kondisi keuangan yang lebih stabil.